Atasi Banjir Bantul, Sultan Instruksikan Pembuatan Embung

Jum'at, 22 Maret 2019 - 14:29 WIB
Atasi Banjir Bantul, Sultan Instruksikan Pembuatan Embung
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Imogiri, Bantul, Jumat (22/3/2019). FOTO/SINDOnews/AINUN NADJIB
A A A
BANTUL - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Imogiri, Bantul, Jumat (22/3/2019) pagi. Raja Keraton Yogyakarta ini mengistruksikan pembuatan embung untuk mengatasi banjir yang tiap tahun melanda.

Sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan gubernur tiba di Dusun Gejayan, Girirejo, Imogiri yang terdampak luapan Sungai Celeng. Sultan langsung berdiskusi dengan warga setempat. Dari tempat ini rombongan gubernur kemudian meninjau talud yang ambrol di pinggir Sungai Oya di Kampung Kedung Miri, Pendukuhan Ngunut, Sriharjo.

Di tempat itu Sultan sempat memberikan sejumlah petunjuk kepada Kepala Dinas PU ESDM DIY, Hananto Hadi Purnomo. Sultan meminta agar dikaji untuk pembuatan embung mengatasi banjir yang terus melanda wilayah Bantul. Selama beban air tidak dikurangi maka banjir akan terus terjadi. "Lha yan di utara yang ditanam beton semua," ujar Sultan.

Sultan menawarkan agar embung dibuat di tanah Sultan Ground (SG). Tujuannya agar tidak perlu melakukan pembebasan tanah.

Soal embung ini kembali ditegaskan Sultan kepada wartawan. Menurut Sultan, beban Sungai Oyo ini kalau musim hujan sangat besar. Akibatnya banjir terus terjadi di wilayah Bantul akibat kiriman air dari wilayah utara. (Baca Juga: Banjir dan Longsor Terjang DIY, Dua Warga Bantul Tewas)

Menurut Sultan selama dirinya menjabat gubernur, Kabupaten Bantul sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah membuat saluran irigasi baru lantaran anggaran sudah tersedot untuk melakukan rehab irigasi yang rusak. Utamanya di wilayah Bantul timur yang menjadi langanan banjir.

"Satu-satunya cara kalau mau permanen sebelum mengalir ke sini dicegat di utara. Bikin embung," katanya.

Soal lokasinya di mana, Sultan menyarankan agar embung dibuat di bagian utara wilayah Yogya. Lokasi tepatnya nanti akan dikaji lebih lanjut. "Nanti dilihat, pakai tanah SG yang terbaik di mana," katanya.

Pembangunan embung seperti di Tambakboyo di Depok, Sleman. Embung yang dibangun oleh pemerintah pusat itu, menurut Sultan, telah mampu mengurangi beban air yang mengalir ke wilayah Bantul. Namun lantaran embung Tambakboyo hanya mampu menampung air sekitar 600.000 kubik maka masih kurang.

"Bikin embung lagi kaya di Tambakboyo atau Sriten. Yang daya tampungnya 500.000 kubik–an. Ini otomatis akan mengurani aliran yang ke sini (Bantul," ujarnya. Kunjungan Sultan kemudian dilanjutkan ke SD Pundung, Imogiri yang terdampak banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PU PKP) Bantul Bobot Ariffi Aidin menyebut penanganan banjir di Bantul seharusnya juga melibatkan Kota Yogyakarta dan Pemkab Sleman utamanya dalam pengelolahan dan pengurangan debit air di msuim penghujan.

"Kita juga terus melakukan normalisasi sungai dengan melakukan pengangkatan sedimen di dasar sungai. Tahun ini juga akan kita lakukan," katanya. (Baca Juga: Pemkab Bantul Tetapkan Tanggap Darurat Selama Satu Minggu)

Soal ide pembangunan embung, Bobot mengaku akan melakukan kajian. Namun prisnipnya solusi ini layak dicoba. "Saya kira ini solusi yang baik, akan kita kaji lebih dalam," katanya.

Seperti diberitakan, hujan deras dampak badai siklon Savannah yang terjadi pada Minggu (17/3) mengakibatkan sejumlah wilayah di Bantul banjir dan longsor. Lima orang meninggal, tiga di antaranya aakibat tertimbun longsor.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5735 seconds (0.1#10.140)