TKD Jateng: Survei Litbang Kompas Diolah Persepsikan Jokowi-Maruf Kalah

Kamis, 21 Maret 2019 - 17:57 WIB
TKD Jateng: Survei Litbang Kompas Diolah Persepsikan Jokowi-Maruf Kalah
Ketua TKD Jokowi-Maruf Amin Jateng, Bambang Wuryanto bersama Presiden Joko Widodo. FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jateng Jokowi-Maruf Amin, Bambang Wuryanto menanggapi hasil survei Litbang Kompas. Hasil survei menunjukkan elektabilitas pasangan 01 turun menjadi 49,2%. Menurutnya, survei itu telah diberi bumbu politik untuk menciptakan persepsi tertentu.

"Survei adalah sebuah riset akademis. Tapi kemudian dibumbui dengan bumbu-bumbu politik, sehingga dipersepsikan. Sudah diolah," kata Bambang di Semarang, Kamis (21/3/2019).

Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng tersebut mengatakan, bila dicermati, dalam hasil survei tersebut ada ekstrapolasi elektabilitas di angka 57%-61%. Dia menganggap itu adalah survei yang diolah. Lantas dipersepsikan kepada publik agar mengira Jokowi-Maruf Amin akan kalah.

"Sangat berbeda. Itu olahan survei, riset diolah agar terdapat bahasa politik, agar semangat pendukung Jokowi mentalnya jatuh dan pendukungnya surut," ujar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI tersebut.

Sebelumnya, survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf berada di angka 49,2%, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4%. Adapun, 13,4% responden menyatakan rahasia. Jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit menjadi 11,8%.

Bambang mencontohkan hasil survei yang menunjukkan di Jateng dan Yogyakarta, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin sebesar 61,6% tidaklah sesuai kenyataan di lapangan.

Sebab, dari survei internal partai yang dilakukan, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin di Jateng justru naik terus. Dalam survei internal 10 hari lalu, elektabilitas pasangan 01 mencapai 68,8%. Hasil survei termutakhir bahkan naik di angka 72%.

"Itu 100% salah, mengolah angkanya salah. Jateng justru naik terus, secara periode tidak pernah turun," ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini.

Dia juga mempertanyakan akurasi survei Litbang Kompas. Sebab, pada Pilgub Jateng lalu, pasangan Ganjar-Yasin disebutkan akan meraih suara 79%. Faktanya, suara yang diraih 57%.

"Bagaimana pun sebuah survei tak bisa dipercaya penuh. Tidak boleh berpegang mati pada survei. Survei hanya alat kita agar bekerja lebih baik lagi," kata politikus asal Sukoharjo tersebut.

Menurut Bambang, menjelang waktu pencoblosan, upaya pemenangan Jokowi-Maruf Amin di Jateng terus dilakukan. PDI Perjuangan masih mengandalkan pergerakan dari para caleg. Selain itu, ada 48 kelompok relawan di Jateng yang telah didaftarkan. "Pak Jokowi punya relawan yang terus bergerak. Sedangkan partai punya pasukan reguler dan nonreguler. Semua terus bergerak," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.0719 seconds (0.1#10.140)