AS Sebar Pesawat Pembom Nuklir ke Eropa, Pesan Kuat untuk Rusia

Kamis, 21 Maret 2019 - 11:00 WIB
AS Sebar Pesawat Pembom Nuklir ke Eropa, Pesan Kuat untuk Rusia
AS kirim enam pesawat pembom B-52 ke Eropa. Foto/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Enam pesawat pembom B-52 berkemampuan nuklir dikerahkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) baru-baru ini ke Eropa untuk latihan integrasi teater dan pelatihan terbang dengan sekutu regional dan mitra NATO. Langkah ini dipandang mengirim pesan kuat ke Rusia, yang merayakan lima tahun aneksasi militer Crimea.

Satuan tugas pembom B-52 Stratofortresses, penerbang dan peralatan pendukung dari Wing Bom ke-2 yang berbasis di Barksdale Air Force Base, Louisiana, tiba di RAF Fairford akhir pekan lalu dan telah berpartisipasi dalam berbagai misi pelatihan di seluruh Eropa.

"Pada hari Senin, empat pesawat B-52 melakukan penerbangan ke beberapa tempat di Eropa, termasuk ke Laut Norwegia, Laut Baltik/Estonia dan Laut Mediterania/Yunani," kata Angkatan Udara AS seperti dikutip dari CNN, Kamis (21/3/2019).

Pembom B-52 dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, dan RAF Fairford juga telah melakukan pelatihan pengenalan teater secara serentak di Indo-Pasifik dan Eropa ketika pembom terbang ke utara ke daerah di sebelah timur Semenanjung Kamchatka, dekat Rusia.

"Secara kolektif, penerbangan dari Indo-Pasifik dan Eropa menunjukkan komitmen AS untuk sekutu dan mitra melalui pekerjaan global pasukan militer," kata Angkatan Udara dalam rilisnya.

Mempunyai berat 185 ribu pound, B-52 pertama kali bertugas pada 1950-an selama puncak Perang Dingin. Pesawat ini awalnya dirancang untuk bertugas sebagai pembom nuklir jarak jauh yang bisa menyerang jauh ke dalam Uni Soviet.

Pesawat B-52 terbaru terbang pada tahun 1962, dan pesawat setinggi 159 kaki itu pun menjadi ikon Perang Dingin.

Pesawat-pesawat ini telah banyak dimodifikasi sejak akhir Perang Dingin dan telah ditingkatkan dengan rudal presisi yang dipandu, elektronik dan sensor teknologi tinggi. Setiap pesawat dapat membawa hingga 70.000 pound bom, ranjau dan rudal, menurut lembar fakta resmi Angkatan Udara.

Ketegangan antara AS dan Rusia terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah Rusia menyita kapal-kapal dan menahan para pelaut Ukraina setelah konfrontasi di Selat Kerch pada November.

Tindakan Rusia dan penahanan para pelaut Ukraina mendorong Presiden Donald Trump untuk membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama KTT G-20 di Argentina tahun lalu.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8884 seconds (0.1#10.140)