KKP Pacu Produksi Ikan Air Tawar untuk Ketahanan Pangan

Kamis, 21 Maret 2019 - 09:30 WIB
KKP Pacu Produksi Ikan Air Tawar untuk Ketahanan Pangan
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr Ir Slamet Soebjakto MSi bersama anggota Komisi IV DPR RI panen raya ikan di Desa Cepokosawit, Kecamatan Sawit, Kabupaten, Boyolali, Rabu (20/3/2019). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
BOYOLALI - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mendongkrak hasil produksi perikanan air tawar. Meski suplai terus mengalami peningkatan, namun masih belum sebanding dengan permintaan yang lebih tinggi.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr Ir Slamet Soebjakto MSi mengatakan, produksi ikan air tawar mengalami peningkatan sekitar 20%.

Bahkan produk ikan air tawar, diantaranya lele, gurame, dan patin telah memasuki pasar ekspor. “Ekspor antara lain ke Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Bentuknya frozen namun ada juga yang fresh,” kata Slamet Soebjakto di sela sela kunjungan kerja bersama anggota Komisi IV DPR RI ke Kelompok Mina Lestari, Desa Cepokosawit, Kecamatan Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (20/3/2019).

Dalam kesempatan itu juga dilakukan panen raya ikan air tawar, dan penyerahan bantuan program prioritas KKP. Keperluan ikan air tawar ke depan, lanjutnya, bakal semakin besar selain untuk ketahanan pangan, juga untuk peluang ekspor.
Peluang di bidang itu sangat besar karena antara suplai dan permintaan belum mencukupi.

“Harga lele saja bisa mencapai Rp20 ribu, nilai sampai Rp30 ribu. Ini menunjukkan suplai masih kurang,” tandasnya. Selama empat tahun terakhir, pendapatan pembudidaya nasional mengalami kenaikan. Dari rata Rp3 juta naik menjadi Rp3,3 juta atau di atas UMR nasional.

Dalam kesempatan itu, ia juga memuji Kabupaten Boyolali yang ditetapkan sebagai daerah minapolitan kelas A. Sehingga produksi ikan dapat menyuplai wilayah Jawa Tengah, dan memasuki pasar ekspor.

Meski berbasis lele, namun para pembudidaya ternyata juga mengembangkan ikan Nila dan jenis lainnya. Produksi ikan di Boyolali dapat terus ditingkatkan mengingat saat ini masih kekurangan sekitar 140 juta benih dari 300 juta benih setiap tahun.

Pihaknya berupaya mendukung pemenuhan benih di Boyolali yang kurang melalui pemberian bantuan pembenihan rakyat. Bantuan benih nantinya akan ditangani Balai Besar Budidaya Air Tawar Sukabumi.

Kabupaten Boyolali juga dimungkinkan untuk didirikan balai benih ikan air tawar KKP. Namun dengan catatan ada lahan yang bisa dihibahkan kepada kepada KKP dan kondisi clear dan clean.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Juwaris mengemukakan, produksi ikan di wilayahnya terbesar kedua di Jawa Tengah. Sesuai data statistik, produksi ikan mencapai 40 ribu ton, khususnya lele dan nila.

Ikan antara lain dibudidayakan di tiga waduk, dan perairan umum. “Perikanan di Boyolali menjadi misi keempat. Selain produsen susu, produsen daging, dan juga produsen ikan,” ungkap Juwaris.

Boyolali sendiri kekurangan sekitar 140 juta benih ikan. Untuk mengatasinya, Pemkab Boyolali tengah membuat balai benih ikan terpadu di Tlatar dan Metuk dengan lahan sekitar enam hektar. Saat ini telah dibangun sekitar 60 kolam dan dua tahun ke depan diharapkan dapat diselesaikan. Sehingga kebutuhan benih ikan diharapkan dapat terpenuhi.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1238 seconds (0.1#10.140)