Antisipasi Antraks, Ratusan Ekor Sapi di Semarang Divaksinasi

Rabu, 20 Maret 2019 - 21:03 WIB
Antisipasi Antraks, Ratusan Ekor Sapi di Semarang Divaksinasi
Petugas Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang saat memberikan vaksinasi antraks ke sapi warga Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Rabu (20/3/2019). FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan vaksinasi hewan ternak warga di Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Rabu (20/3/2019). Sedikitnya 200 ekor sapi milik 50 orang peternak di desa tersebut disuntik vaksin antiantraks. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran serta penularan penyakit antraks ke manusia.

Petugas Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Eko mengatakan, beberapa tahun silam di Desa Patemon, Kecamatan Tengaran terjadi kasus antraks. Saat itu, sejumlah ekor sapi mati terserang bakteri Bacillus anthracis.

"Karena itu, kami melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak di Desa Patemon dan desa sekitar secara rutin setiap tahun. Hari ini kami melakukan vaksinasi di Desa Karangduren dan ada 200 ekor sapi yang disuntik vaksin anti antraks," katanya.

Dia mengatakan, pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin antiantraks dilakukan secara rutin setiap tahun karena bakteri antraks baru akan hilang setelah 60 tahun. "Vaksinasi dilakukan secara periodik pada musim pancaroba. Ini langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran," ujarnya.

Vaksinasi antrak dilakukan rutin baik ada maupun tidak ada gelaja penyakit tersebut karena bakteri antraks sangat inveksius dan bisa bertahan puluhan bahkan ratusan tahun. Karena itu, hewan ternak di daerah endemis antrak harus divaksinasi secara rutin.

Sebagaimana diketahui, pada 1990 silam Kabupaten Semarang ditetapkan sebagai daerah endemis antraks karena ditemukan kasus antrak di Kecamatan Tengaran. Dengan ditetapkannya sebagai endemis antrak maka Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang harus rutin melakukan monitoring kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (Keswan dan Kesmavet). Sebab meski kasus itu sudah lama, tapi spora antraks bisa muncul kembali.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6443 seconds (0.1#10.140)