Respon AS, Rusia Sebar Pembom Strategis di Crimea

Selasa, 19 Maret 2019 - 16:26 WIB
Respon AS, Rusia Sebar Pembom Strategis di Crimea
Pesawat pembom strategis Tu-22M3 Rusia. Foto/Istimewa
A A A
MOSKOW - Tindakan Amerika Serikat yang menempatkan anti rudal di Rumania mendapat respon Rusian dengan menempatkan pembom strategis Tu-22M3 dan sistem rudal Iskander ke Crimea. Penyebaran ini memungkinkan Rusia menanggapi ancaman yang datang dari wilayah Eropa.

Kepala Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi Rusia, Viktor Bondarev mengatakan, pemasangan sistem peluncur rudal pertahanan MK-41 Amerika di Rumania menjadi tantangan serius bagi Rusia.

"Tetapi respon yang tepat sekarang telah dirumuskan, dengan Kementerian Pertahanan Rusia membuat keputusan untuk mengerahkan skuadron pembom rudal jarak jauh Tu-22M3 di Crimea, di pangkalan udara di kota Gvardeysk," ujarnya.

"Sistem rudal Rusia yang canggih, termasuk S-300 dan S-400, Buk-M2, Pantsir-S1 dan dua modifikasi Iskander (berkemampuan nuklir), juga telah ditempatkan di semenanjung itu," tambahnya seperti dikutip dari RT, Selasa (19/3/2019).

Bondarev mengungkapkan bahwa pembom Tu-22M3s di Crimea akan dimodernisasi dan dilengkapi dengan persenjataan baru dalam beberapa tahun mendatang.

"Pembaruan ini akan memungkinkan pesawat pembom itu mengirim hulu ledak ke titik mana pun di Eropa, mengenai segala jenis fasilitas anti-rudal musuh atau pertahanan udara," terang Bondarev, mantan komandan Angkatan Udara Rusia pada 2012-15.

Pernyataan Bondarev itu dibuat pada hari ketika rakyat Crimea merayakan lima tahun bersatu kembali dengan Rusia.

AS mengerahkan elemen anti-rudal di Rumania pada 2016 dan memulai pembangunan situs lain di Polandia pada tahun yang sama. Washington mengklaim bahwa itu diperlukan untuk melawan rudal balistik yang dikembangkan oleh Iran dan Korea Utara (Korut). Tetapi Rusia mengecam langkah-langkah itu sebagai ancaman besar bagi keamanan nasionalnya.

Moskow bersikeras bahwa peluncur MK-41 di Rumania dapat digunakan untuk menembakkan rudal jelajah Tomahawk jarak menengah, yang dilarang oleh Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF), tanpa modifikasi apa pun.
Pada bulan Februari, AS mengumumkan penarikan sepihaknya dari INF, membuat Moskow tidak punya pilihan selain untuk menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian bilateral yang ditandatangani pada 1987 itu.

Washington telah berulang kali menyalahkan Rusia karena melanggar perjanjian itu, antara lain mengeluh tentang rudal jelajah 9?729 yang digunakan oleh sistem Iskander-M.

Moskow membantah klaim yang tidak berdasar itu, dengan mengatakan bahwa pernyataan Amerika diperlukan untuk mengalihkan perhatian dari ketidakpatuhan mereka terhadap perjanjian tersebut.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5897 seconds (0.1#10.140)