Turki Curigai Ada Organisasi di Belakang Teroris Christchurch

Selasa, 19 Maret 2019 - 11:46 WIB
Turki Curigai Ada Organisasi di Belakang Teroris Christchurch
Intelijen Turki menduga teroris Selandia Baru, Brenton Tarrant, mendapat bantuan dan dukungan dari sebuah organisasi. Foto/IST
A A A
ANKARA - Teroris Christchurch, Brenton Tarrant dicurigai tidak beraksi sendirian dalam penembakan jemaah salat Jumat di dua masjid Selandia Baru. Badan Interlijen Turki menduga warga negara Australia tersebut dibantu dan didukung organisasi dengan sumber daya yang baik.

Brenton Tarrant diketahui masuk ke Turki dua kali pada 2016. Masing-masing selama seminggu pada Maret dan lebih dari sebulan di September.

Selama delapan tahun terakhir ia telah melakukan perjalanan beberapa kali ke Eropa, serta negara-negara lain seperti Pakistan dan Korea Utara (Korut).

Pihak berwenang Turki telah mulai menyelidiki segala sesuatu dari catatan hotel hingga rekaman kamera untuk mencoba memastikan alasan kunjungannya. (Baca Juga: Zulfirman Jadi Tameng Lindungi Anak dari Peluru Teroris Christchurch)

Politisi senior dari Turki telah bertemu dengan perwakilan pemerintah Selandia Baru dan diperkirakan akan menghabiskan beberapa hari ke depan di Christchurch.

Pejabat polisi dan intelijen mengatakan tingkat pengetahuannya, dan pilihan tujuan, tidak biasa bagi seseorang dengan latar belakang dan pendidikannya.

Tarrant diketahui tidak mendaftarkan dirinya ke perguruan tinggi. Ia mendapatkan pekerjaan di gym lokal ketika meninggalkan sekolah di kota baru Grafton, Wales Selatan.

Toygun Atilla, yang merupakan koresponden terorisme dan keamanan untuk surat kabar utama Turki, Hurriyet, mengatakan kepada kantor berita Australia, ABC, bahwa minat Tarrant pada Kekaisaran Ottoman, yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat dan Afrika Utara antara abad ke-14 dan awal ke-20 dan kejatuhannya, telah menimbulkan kecurigaan.

"Profil biasa semacam itu, yang tidak berpendidikan sangat baik, dan tidak kaya, orang ini tidak dapat melakukan tindakan kekerasan seperti itu sendiri," urainya.

"Intelejen Turki berpikir ada organisasi dengan sumber daya yang baik di belakang ini," imbuhnya seperti dikutip dari Radionz.co.nz, Selasa (19/3/2019).

Polisi di Yunani dan Balkan juga menyelidiki informasi tentang perjalanan Tarrant melalui wilayah antara 2016 dan 2018. (Baca Juga: Berani Usir Teroris dari Masjid, Abdul Aziz Jadi Pahlawan)

Badan intelijen Inggris, MI5, juga sedang menyelidiki potensi hubungan antara Tarrant dan kelompok-kelompok ekstrimis domestik negara itu.

The Sunday Times melaporkan bahwa MI5 - yang mengendalikan kontra intelijen dan keamanan Inggris - telah memimpin penyelidikan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3801 seconds (0.1#10.140)