Bu Lis yang Disebut Sandi dalam Debat Bernama Niswatin Naimah

Selasa, 19 Maret 2019 - 10:43 WIB
Bu Lis yang Disebut Sandi dalam Debat Bernama Niswatin Naimah
Niswatin Naimah didampingi politikus Partai Gerindra, Sriyanto Saputro saat konferensi pers di Sragen, Senin (18/3/2019). FOTO/iNews/JOKO PIROSO
A A A
SRAGEN - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno menyebut nama Bu Lis asal Sragen dalam debat ketiga Pilpres 2019, Minggu (17/3/2019) malam. Sandi mengungkapkan bahwa Bu Lis yang mengidap kanker payudara stadium 2 berkeluh kesah tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) yang tidak lagi membiayai pengobatannya.

Informasi yang disampaikan Sandi itu kemudian mendapat beragam respons netizen. Banyak yang bertanya-tanya siapa sebenarnya Bu Lis. Apakah memang benar ada atau hanya nama fiktif belaka.

Setelah menjadi perbincangan, orang yang disebut Ibu Lis itu akhirnya diketahui bernama lengkap Niswatin Naimah (44), warga Dukuh Babadan, Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Namun mungkin karena salah dengar, Sandi dalam akun media sosialnya menyebut dengan nama Liswati. (Baca Juga: Maruf Amin Andalkan Kartu Sakti, Sandi Janji Selesaikan BPJS)

Niswatin mengakui pernah mengeluhkan penyakitnya saat kunjungan Sandiaga Uno ke Sragen pada 30 Desember 2018 lalu di Pasar Bunder. Dia menyampaikan bahwa ada kekhawatiran terkait obat kanker yang tidak ditanggung BPJS. "Kalau tercover syaratnya harus ada metastase atau penyebaran," tutur Niswatin didampingi politikus Partai Gerindra, Sriyanto Saputro kepada media, Senin (18/3/2019).

Menurut Niswatin, sebelum pengobatan lanjutan ada operasi dan kemoterapi sampai 7 kali dikover BPJS. Dia menjalani kemoterapi sampai Okteber 2018. Karena perlu pengobatan tambahan, dia butuh obat suntikan herceptin. Awalnya suntikan herceptin ditanggung BPJS, tapi aturan itu dicabut per 1 April 2018.

"Saya menjalani kemo sampai Oktober, artinya saya tidak bisa mendapatkan suntikan itu," katanya.

Niswatin mengaku dirinya harus mendapat 8 kali suntikan. Informasi yang diterima biayanya tidak murah. Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp15 juta untuk sekali suntikan. "Saya belum bisa membayar obat suntikan itu," tutur guru SMK 1 Muhammadiyah Sragen ini.

Niswatin menyampaikan saat itu curhat yang disampaikan ke Sandiaga Uno spontan begitu saja. Dia menuturkan yang disampaikannya untuk mewakili orang yang senasib dengannya. Dia heran mengapa jaminan kesehatan untuk penderita kanker justru dicabut pada April 2018 lalu. "Saya menyampaikan seperti ini karena ada pasien yang sudah menerima obat gratis," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sriyanto Saputro menyampaikan, beberapa waktu setelah debat capres muncul akun palsu dengan nama Lies Sugiyarti. Padahal akun palsu itu mencomot foto warga Depok. "Kalau Bang Sandi ingatnya Bu Lies ya wajar karena saat itu saya mendampingi, ada kerumunan masa yang luar biasa," katanya.(Baca Juga: Sandi: Negara Tidak Boleh Pelit soal Kesehatan Masyarakat)

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto menyampaikan, Niswatin masih terus menjalani pengobatan di RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen. Dari pihak rumah sakit menjalankan Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) nomor 22 tahun 2018 mengenai penggunaan obat trastuzumab herceptin. Mulai 1 April 2018 sudah ada perubahan. "Dokter untuk mengeluarkan harus sesuai aturan," ujar Hargiyanto.

Pihaknya menyampaikan BPJS tidak menghapuskan penggunaan obat itu untuk pasien kanker. Namun ada persyaratan tertentu. Sedangkan Niswatin masih belum masuk persyaratan yang dimaksud dalam Permenkes.

Dia menjelaskan obat itu khusus dan sudah ada petunjuk teknis obat itu. Terkait harga pihaknya tidak menampik bahwa harga obat itu mencapai jutaan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6050 seconds (0.1#10.140)