Putra Mahkota Saudi Disebut Setujui Operasi Membungkam Pembangkang

Senin, 18 Maret 2019 - 15:32 WIB
Putra Mahkota Saudi Disebut Setujui Operasi Membungkam Pembangkang
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Foto/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS/File Photo
A A A
RIYADH -
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan menyetujui operasi rahasia untuk membungkam para pembangkang. Persetujuan ini diberikan lebih dari setahun sebelum pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi terjadi. Laporan ini diterbitkan New York Times (NYT) pada hari Minggu (17/3/2019).

NYT mengutip pejabat Amerika Serikat yang sudah membaca laporan intelijen mengenai operasi itu. Operasi rahasia tersebut termasuk pengawasan, penculikan, penahanan dan penyiksaan warga Saudi yang membangkang.

Operasi pembungkaman itu, menurut pejabat Amerika, dilakukan oleh Kelompok Intervensi Cepat Saudi (Saudi Rapid Intervention Group).

Setidaknya beberapa misi klandestin dilakukan oleh anggota tim yang membunuh dan memutilasi Khashoggi pada bulan Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul. Para pejabat AS dan rekan dari beberapa korban asal Saudi mengatakan pembunuhan Khasoggi merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk melawan para pembangkang.

Pembunuhan terhadap Khashoggi telah menimbulkan kemarahan global. Para Senator AS telah meminta Presiden Donald Trump menunjuk dan menghukum mereka yang bertanggung jawab.

Para senator, yang diberi pengarahan oleh para petinggi badan intelijen AS, mengatakan bahwa mereka yakin Pangeran Mohammed bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.

Namun, pemerintah Arab Saudi sejak awal telah menekankan bahwa Pangeran Mohammed tidak terlibat.

Awalnya, kerajaan mengaku tidak mengetahui nasib Khashoggi, tetapi kemudian menyalahkan agen "nakal" atas kematiannya.

Jaksa penuntut umum Arab Saudi telah mendakwa 11 orang atas pembunuhannya. Lima di antaranya terancam hukuman mati.

Masih menuru laporan NYT, Kelompok Intervensi Cepat Saudi juga telah terlibat dalam penahanan dan penyalahgunaan aktivis hak-hak perempuan terkemuka yang ditangkap tahun lalu.

Tim intervensi itu begitu sibuk sehingga pada bulan Juni pemimpinnya meminta kepastian kepada penasihat puncak untuk Pangeran Mohammed apakah dia akan memberi mereka bonus untuk Idul Fitri atau tidak.

Para Pejabat Saudi menolak untuk mengonfirmasi atau pun menyangkal bahwa tim semacam itu ada. Kedutaan Saudi di Washington tidak segera menanggapi permintaan AFP, Senin (18/3/2019), untuk memberikan komentar.

Para pejabat AS mengatakan, Kelompok Intervensi Cepat diotorisasi oleh Pangeran Mohammed dan diawasi oleh Saud al-Qahtani, orang dalam kerajaan.

Laporan intelijen AS tidak merinci seberapa terlibatnya Pangeran Mohammed dengan pekerjaan kelompok itu. Namun, laporan itu mengatakan bahwa para operator melihat Qahtani sebagai "saluran" bagi pangeran Mohammed.

Qahtani telah dipecat karena pembunuhan Khashoggi, tetapi pemerintah Saudi belum mengatakan apakah dia termasuk di antara mereka yang dituduh dalam operasi pembunuhan tersebut.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.0179 seconds (0.1#10.140)