Zulfirman Jadi Tameng Lindungi Anak dari Peluru Teroris Christchurch

Senin, 18 Maret 2019 - 11:49 WIB
Zulfirman Jadi Tameng Lindungi Anak dari Peluru Teroris Christchurch
Pria Indonesia, Zulfirman Syah, tergeletak di tanah usai ditembaki teroris Brenton Tarrant di Selandia Baru. Putra kecilnya, Averroes, mendekati tubuhnya yang tak berdaya. Foto/Mail Online
A A A
CHRISTCHURCH - Pembataian jemaah salat Jumat di Masjid Linwood, Kota Christchurch, Selandia Baru menyisakan kisah heroik Zulfirman Syah. Warga Negara Indonesia (WNI) itu pasang badan untuk ditembaki demi melindungi putra kecilnya dari berondongan peluru teroris.

Putra Zulfirman Syah baru berusia dua tahun. Anak kecil bernama Averroes itu selamat berkat aksi heroik sang ayah.

Sebanyak 50 orang tewas akibat penembakan brutal Tarrant. Puluhan korban tewas gabungan dari jumlah korban di Masjid Linwood, Masjid Al-Noor dan rumah sakit. (Baca Juga: 50 Orang Dinyatakan Tewas dalam Penembakan Masjid di Selandia Baru)

Insting Zulfirman sebagai seorang ayah sangat tajam, di mana dia dengan cepat pasang badan untuk waktu yang cukup lama ketika teroris asal Australia itu mengumbar banyak tembakan. Zulfirman bertahan cukup lama sampai Tarrant pergi.

Rekaman yang diambil setelah penyerangan menunjukkan para korban kekejaman, termasuk Averroes yang memanjat tubuh ayahnya yang terbaring di tanah.

Averroes terkena pecahan pelucu bagian kaki dan pantat. Bocah cilik itu menderita luka ringan. Sebaliknya, sang ayah harus menjalani operasi darurat.

Istri Zulfirman, Alta Marie, menceritakan kepada New Zealand Herald tentang aksi heroik suaminya. "Suami saya melindungi putra kami selama serangan di Linwood Islamic Centre, yang membuatnya menerima sebagian besar peluru dan luka yang jauh lebih kompleks daripada putra kami," katanya.

"Dia pulih dengan baik dan ceria," lanjut Alta, yang juga dilansir The Sunday Times, Senin (18/3/2019).

Dalam pembantaian itu, Tarrant menggunakan sejumlah senjata semi-otomatis. (Baca Juga: Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru Alumni ISI Yogya)

Alta, yang merupakan seorang guru bahasa Inggris, sedang memasak di dapurnya di rumah baru mereka ketika dia menerima telepon dari suaminya. Ketika dia menerima panggilan kedua dari sang suami, beberapa menit kemudian menjadi jelas bahwa ada serangan di masjid.

Alta juga menceritakan kejadian itu di Facebook. "(Zulfirman) Syah dikatakan telah ditembak di banyak tempat di tubuhnya," tulis dia.

“Dia dalam kondisi stabil setelah operasi eksplorasi dan rekonstruktif ekstensif yang dia jalani sebelumnya hari ini (Sabtu)," lanjut Alta.

"Sementara dia masih di unit perawatan intensif pada tahap ini, dia akan dipindahkan ke bangsal umum kapan pun dianggap tepat, kemungkinan di hari berikutnya atau lebih," paparnya.

"Sementara jalan menuju pemulihan akan lama, kondisinya baru membaik sejak dia tiba di rumah sakit kemarin," imbuh Alta. "Sore ini (Minggu) dia mendapat kunjungan dari duta besar Indonesia, yang membangkitkan semangatnya."

Keluarga Zulfirman Syah yang berasal dari Indonesia sudah berada di Selandia Baru.

Pada halaman penggalangan dana gratis yang dibuat oleh seorang teman, Zulfirman digambarkan sebagai seniman pekerja keras yang berbakat.

Teman korban menulis; "Keluarga merasa damai di Selandia Baru...mari kita bantu pulihkan perdamaian mereka dan menangkal tindakan kekerasan yang mengerikan ini."
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0397 seconds (0.1#10.140)