Bocah Difabel Bacakan Pancasila saat Apel Kebangsaan di Semarang

Minggu, 17 Maret 2019 - 12:30 WIB
Bocah Difabel Bacakan Pancasila saat Apel Kebangsaan di Semarang
Muhammad Hilal Fadlullah, penyandang disabilitas asal Semarang saat membacakan Pancasila pada Apel Kebangsaan di Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019). FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Tepuk tangan riuh menggema usai pembacaan Pancasila di Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang Minggu (17/3/2019). Pembacaan itu dibawakan oleh Muhammad Hilal Fadlullah (20), penyandang disabilitas asal Semarang.

Setelah penampilan para artis papan atas Tanah Air di termin pertama, pada termin acara kedua Apel Kebangsaan Kita Merah Putih berlanjut dengan orasi dari para tokoh nasionalis dan ulama. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota BPIP Mahfud MD, Gus Muwafiq, KH Maimoen Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya.

Sebelum orasi dari para tokoh itu, acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya dan dilanjutkan pembacaan teks Pancasila. Yang didapuk membacakan adalah Muhammad Hilal Fadlullah yang ke panggung naik kursi roda.

Usai pembacaan, seluruh hadirin memberi standing applaus pada hilal. Melihat penghargaan tersebut, Hilal merasa sangat terharu. Dia yang mulanya grogi justru merasa bangga dan terharu. (Baca Juga: Apel Kebangsaan di Semarang, Slank Suarakan Gerakan Tendang Hoaks)

"Deg-degan. Bismillah Alhamdulillah bacaan Pancasila lancar tanpa ada gangguan apapun. Ini baru pertama kali ngomong di depan banyak orang," katanya.

Rasa grogi itu bahkan sudah hadir semenjak malam. Terlebih dia ditunjuk untuk membacakan Pancasila pada Sabtu (16/3) sore. Namun dia bersyukur terus mendapatkan semangat dari orang tuanya.

"Semalam juga tidak bisa tidur, mikirin besok gimana. Juga ini kan biasanya tidak pakai kursi roda karena kemarin kepleset. Semalam latihan sedikit, bapak dan mama yang menyemangati terus. Jangan grogi," katanya.

Untuk teman-teman disabilitas, kata Hilal harus tetap semangat. Walaupun berbeda, buktikan bahwa kita memiliki kemampuan yang sama dengan yang lain. Bahan meskipun didapuk membacakan Pancasila, dia merasa tidak diistimewakan. Dia pun berpesan agar persatuan di Indonesia harus dijaga.

"Tidak merasa diistimewakan tapi merasa sangat menyatu dengan saudara yang lain. Walaupun kita berbeda-beda suku, adat, agama dan keadaan, yang disabilitas maupun yang tidak harus bersatu bahwa kita Indonesia satu Tanah Air," katanya. (Baca Juga: Buka Apel Kebangsaan, Noe Letto Ajak Masyarakat Jaga Kewarasan)
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9082 seconds (0.1#10.140)