Per Januari 2019, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp5.366 Triliun

Jum'at, 15 Maret 2019 - 14:15 WIB
Per Januari 2019, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp5.366 Triliun
Utang luar negeri Indonesia per januari 2019 tumbuh USD5,5 miliar menjadi USD383,3 miliar. Foto/ILUSTRASI/IST
A A A
JAKARTA - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia terus bertambah. Bank Indonesia (BI) mencatat pada akhir Januari 2019 utang sebesar USD383,3 miliar atau sekitar Rp5.366,2 triliun (kurs Rp14.000/USD). Jumlah itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD190,2 miliar serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD193,1 miliar.

BI menyebut utang luar negeri tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Posisi ULN tersebut meningkat USD5,5 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir periode sebelumnya karena neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

"Secara tahunan, ULN Indonesia Januari 2019 tumbuh 7,2% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya," ungkap BI dalam pernyataan resminya, Jumat (15/3/2019).

Pertumbuhan ULN yang relatif stabil tersebut diklaim sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta.

ULN pemerintah sedikit meningkat pada Januari 2019. Posisi ULN pemerintah pada Januari 2019 sebesar USD187,2 miliar atau tumbuh 3,7% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,1% (yoy). Pertumbuhan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik selama Januari 2019, yang menunjukkan peningkatan kepercayaan investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

"Kenaikan posisi ULN pemerintah memberikan kesempatan lebih besar bagi pemerintah dalam pembiayaan belanja negara dan investasi pemerintah," kata BI.

Sektor-sektor prioritas yang dibiayai melalui ULN pemerintah antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sektor konstruksi, sektor jasa pendidikan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, serta sektor jasa keuangan dan asuransi.

ULN swasta mengalami perlambatan pada Januari 2019. Posisi ULN swasta meningkat USD1,5 miliar atau tumbuh 10,8% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor jasa keuangan dan asuransi yang melambat.

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA) mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 74,1%.

Sementara, sehatnya struktur ULN Indonesia dikatakan tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2019 yang tetap stabil di kisaran 36%. "Rasio tersebut masih berada di kisaran rata-rata negara peers," ungkap BI.

Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,2% dari total ULN. Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8126 seconds (0.1#10.140)