Polisi Dalami SOP dan Aspek Keselamatan Peserta Tubing di Kali Gono

Kamis, 14 Maret 2019 - 03:49 WIB
Polisi Dalami SOP dan Aspek Keselamatan Peserta Tubing di Kali Gono
Sebanyak 19 orang hanyut dan empat di antaranya tewas saat tubing di Kali Gono, Dusun Tampir Wetan, Desa Tampir, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (13/3/2019). FOTO/ILUSTRASI/SINDOnews
A A A
MAGELANG - Polres Magelang hingga saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui ada tidaknya unsur kelalain dalam musibah banjir bandang di Kali Gono, Dusun Tampir Wetan, Desa Tampir, Kecamatan Candimulyo yang menimpa 15 orang wisatawan saat mengikuti river tubing pada Rabu (13/3/2019). Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap pemandu river tubing dari Little Ubud River Tubing, Magelang.

Namun sejauh ini, Kapolres Magelang AKBP Yudianto Adhi Nugroho belum bisa memberikan keterangan terkait dugaan ada tidaknya unsur kelalaian yang menyebabkan empat orang peserta river tubing tewas setelah hanyut terseret arus banjir bandang sejauh 1 km. “Kami masih memintai keterangan pemandu tubing. Pemeriksaannya meliputi SOP (standar operasional prosedur), aspek keselamatan dan perizinan,” kata Kapolres, Rabu (13/3/2019).

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Djohari Somad menjelaskan, 15 orang yang hanyut saat melakukan river tubing di Magelang sebelumnya mengikuti mengikuti JITEK yang diadakan DPD ASPPI Yogyakarta pada 10 – 12 Maret 2019. Setelah acara selesai, mereka memperpanjang tinggal di Yogyakarta dan mengikuti wisata tambahan di Little Ubud River Tubing Magelang.

“Pada pukul 14.00 WIB mereka memulai aktivitas river tubing dan terjadi banjir bandang. Sebanyak 11 orang peserta selamat, sedangkan 4 orang meninggal dunia,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (13/3/2019) malam.

Tiga orang korban meninggal dunia yakni Tantri Aristiawati, Yully Wu, Sisicilia Mantjoeng merupakan anggota DPD ASPPI DKI Jakarta. Sedang korban meninggal Datin Hanisa merupakan warga negara asing (WNA) dari Malaysia.

“Kami menyampaikan dukacita yang mendalam kepada kekuarga korban atas musibah yang menimoa sahabat-sahabat kami,” ucapnya.

Sementara itu, dalam siaran pers yang dibuat DPD ASPPI Yogyakarta disebutkan bahwa seluruh korban river tubing telah mengikuti prosedur. Mereka juga menggunakan standar keamanan bodyrafting yang meliputi life jacket, pelindung siku, lutut, helm dan ban.

Peserta river tubing yang selamat dalam musibah tersebut, Jeme Hungga Matalu mengatakan, peserta river tubing datang ke Magelang terbagi dalam dua grup. Sebelum ke Little Ubud River Tubing, grup pertama yang berjumlah lima orang berkunjung ke Candi Borobudur. “Kami bertemu di Little Ubud pukul 13.00 WIB,” ujarnya.

Grup dua yang berjumlah 10 orang, yakni Erwin, Yully, Sisicilia Mantjoeng, Tantri Aristiawati, Datin Hanisa, Edy, Soni, Nikky, Like, Feny tiba di Littlw Ubud lebih dulu. Selanjutnya pada pukul 14.00 WIB mereka memulai river tubing.

“Saat itu, tidak ada tanda-tanda musibah akan terjadi. Semuanya berjalan dengan baik, di lokasi river pun tak ada hujan,” ujarnya.

Kemudian, setelah melakukan perjalanan sekitar 50 menit mereka tiba di bendungan yang menjadi spot foto. Selanjutnya mereka beristirahat dan foto bersama selama sekitar 15 menit. Tiba- tiba terjadi banjir bandang dan langsung menghantam seluruh rombongan.

“Posisi kami sudah berada di bawah bendungan. Kami di beritahu oleh guide kami, yang masih berada di atas bendungan bahwa ada banjir. Banjir bandang datang sangat cepat sekali seperti tsunami, sebagian teman terjebak dan tergulung arus yang sangat kencang. Saya langsung melompat ke pinggir menyelamatkan diri,” ucapnya.

Selanjutnya, peserta tubing yang berhasil meyelamatkan diri berupa mencari temannya yang hanyut dengan menyusuri sungai. “Takdir berkata lain, 4 teman kita meninggal dalam kejadian ini,” tuturnya. (Baca Juga: 3 Wisatawan Jakarta dan 1 asal Malaysia Tewas saat Tubing di Magelang(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7877 seconds (0.1#10.140)