Wayang Kulit Jadi Ajang Sosialisasi Gerakan Hidup Sehat dan Stunting

Kamis, 07 Maret 2019 - 13:00 WIB
Wayang Kulit Jadi Ajang Sosialisasi Gerakan Hidup Sehat dan Stunting
Kominfo dan Pemkab Pekalongan menggelar pagelaran wayang kulit di Pendopo Kabupaten sebagai ajang sosialisasi perilaku hidup sehat dan stunting. FOTO/iNews/SURYONO SUKARNO
A A A
PEKALONGAN - Sosialisasi perilaku hidup sehat dalam rangka penurunan prevalensi stunting atau gangguan tumbuh kembang dilakukan dengan cara unik oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bersama Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Kegiatan dibalut dengan pertunjukkan wayang kulit di halaman Pendopo Kabupaten Pekalongan.

Pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci yang dibawakan oleh Dalang Ki Warseno Slenk ini merupakan alat sosialisasi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang bagi anak dan ibu hamil. Tujuannya agar tingkat prevalansi stunting berkurang.

"Program penurunan prevalensi stunting yang dirangkai dengan pagelaran wayang kulit agar bisa tepat sasaran. Hal ini agar warga mudah mencerna sehingga bisa mengikuti pola hidup sehat," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pendidikan Manusia dan Kebudayaan pada Kementerian Kominfo, Wiryanta, Rabu (6/3/2019) malam.

Menurutnya, pencegahan stunting hingga gizi buruk harus mulai dilakukan sejak dalam kandungan sampai 1.000 hari usia tumbuh kembang. Stunting harus ditangani secara cepat dan tepat, karena jika terlambat, maka anak tidak dapat dikembalikan pada kondisi normal.

Wiryanta mengungkapkan, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, lebih dari 9 juta kasus ditemukan. "Stunting terjadi akibat asupan makanan pada ibu hamil kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sangat sedikit. Dalam beberapa tahun ini angka terus menurun dari 37% menjadi antara 30%," katanya.

Dalam kesempatan tersebut juga disosialisasikan keberhasilan program pemerintah, seperti pembanguan infrastruktur, menurunnya angka pengangguran, peningkatan kesejahteraan dengan dana desa. Selain itu juga penurunan angka kemiskinan dengan Program Keluarga Harapan (PKH), serta program peningkatan pendidikan masyarakt dengan KIP (Kartu Indonesia Pintar), dan peningkatan kesehatan dengan Kartu Indonesia Sehat.

"Februari 2018 angka kemiskinan mencapai 9,82% dan dalam waktu 6 bulan turun menjadi 9,66%. Jika dikalkulasikan secara kuantitas penurunan tersebut membuat 500.000 orang terentas dari kemiskinan," kata Wiryanta.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Pekalongan, Ali Riza menjelaskan, budaya menjadi program prioritas Kabupaten Pekalongan. "Selain memberi pemahaman tentang hidup bersih dan sehat, budaya warisan leluhur yaitu wayang kulit tetap bisa lestari," ujarnya.

Menurutnya, beberapa program terkait perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) sudah diterapkan oleh Pemkab Pekalongan. "Seperti bersih Jumat pagi, gerakan masyarakat stop kematian ibu dan balita (gemasetya), dan gerakan gotong royong hidup bersih (gentong hebat)," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3407 seconds (0.1#10.140)