Dermawan Cantik Merawat Kemanusiaan di Tengah Pandemi Corona

Rabu, 08 April 2020 - 08:30 WIB
Dermawan Cantik Merawat Kemanusiaan di Tengah Pandemi Corona
Seorang darmawan RR Mayya Gondhodiwiryo memberikan bantuan sembako kepada tukang becak di kawasan Pecinan, Kota Semarang. FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
SEMARANG - Pandemi virus corona atau Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan tapi juga mengoyak sendi-sendi ekonomi. Penghasilan kian tak menentu, terutama kalangan masyarakat yang bekerja di sektor informal.

Seperti diungkapkan Anton Setyawan, penarik becak yang biasa mangkal di kawasan Pecinan, Kota Semarang. Hampir seharian, dia hanya duduk di atas becak sembari menunggu 'keajaiban'. Menurutnya, keajaiban terbesar dalam dua pekan terakhir adalah datangnya calon penumpang.

Setelah penerapan siswa belajar di rumah, berlanjut pada kebijakan bekerja dari rumah, maka jumlah konsumen terus menurun. Apalagi, sekarang sejumlah ruas jalan juga ditutup sehingga makin membatasi pergerakannya untuk mencari nafkah.

"Susah sejak ada virus corona ini. Sepi tidak ada penumpang," ujar Anton saat menerima bantuan paket sembako yang dibagikan dermawan di Semarang, Selasa (7/4/2020).

Oleh karenanya, dia mengaku terbantu dengan pembagian sembako yang dilakukan oleh dermawan. Paket sembako berisi beras, minyak goreng, gula, kecap, dan mi instan tersebut sangat berarti untuk menyambung hidup keluarganya beberapa hari ke depan.

"Ya yang pasti kita senang dapat bantuan sambako ini. Terima kasih kepada ibu-ibu tadi yang membantu. Tiba-tiba didatangi, dikira penumpang eh enggak tahunya malah ngasih bantuan. Makanya tadi teman-teman-teman lari ke sini," tuturnya.

Anton merupakan salah satu penarik becak yang mendapatkan bantuan sembako. Terdapat puluhan warga prasejahtera yang secara spontan berdatangan demi mendapatkan satu tas yang berisi barang-barang kebutuhan pokok.

"Saat ini di tengah pandemi virus corona sangat penting untuk merawat kesehatan, tapi merawat kemanusiaan jauh lebih penting," tutur dermawan RR Mayya Gondhodiwiryo sambil menenteng tas sembako.

"Mereka ini (warga prasejahtera) dengan segala keterbatasan keluar dari rumah untuk bekerja mencukupi kebutuhan keluarga. Di saat warga yang lain tak berani keluar rumah karena virus corona, tapi mereka ini tak punya pilihan lain," tuturnya.

Perempuan cantik asal Surakarta ini berharap makin banyak masyarakat golongan atas yang memberikan uluran tangan. Sebab, banyak warga ekonomi kelas bawah yang semakin kesulitan mencari nafkah.

"Pepatah Jawa 'Urip sing urup nandur welas asih marang sapodo' yang artinya hidup dengan kerendahan hati dan mengasihi sesamanya. Terkhusus dalam keadaan pandemi corona saat ini yang merupakan krisis kemanusiaan secara global yang berdampak sangat riskan dan nyata pada krisis kesehatan krisis sosial dan krisis ekonomi," katanya.

“Yang perlu diperhatikan saat ini adalah penting sekali menjaga kesehatan sebagai usaha preventif namun menjaga rasa kemanusiaan juga tidak kalah penting untuk melawan covid dan dampaknya sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Bangsa Indonesia dan segenap rakyat Indonesia,” tutur dia.

Menurutnya, seluruh elemen bangsa wajib bersatu untuk menanggulangi pandemi corona. Di saat warga miskin harus tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran Covid-19, maka peran dermawan sangat dibutuhkan untuk memberi bantuan. Selain pemerintah pun juga mengalokasikan bantuan bagi warga prasejahtera.

"Bersatu dan berdoa adalah imunitas untuk menjaga kondusivitas dan ketahanan nasional agar tetap tenang dan guyub menghadapai pandemi yang luar biasa ini. Untuk menghindari kekacauan atau chaos yang lebih kompleks lagi dimana akan sangat fatal dirasakan dampaknya pada masyarakat lapisan bawah," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2069 seconds (0.1#10.140)