Kisah Tetangga Gotong-Royong Pasok Logistik Warga ODP Karantina 14 Hari

Senin, 06 April 2020 - 13:04 WIB
Kisah Tetangga Gotong-Royong Pasok Logistik Warga ODP Karantina 14 Hari
Warga memperketat protokol kesehatan bagi warga yang hendak memasuki kompleks perumahan di wilayah Bulusan, Tembalang, Semarang. FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Maraknya kasus penolakan terhadap korban yang terpapar virus corona di beberapa tempat mengundang rasa keprihatinan. Warga yang berstatus ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP (pasien dalam pengawasan) yang mengisolasi mandiri, di beberapa tempat dijauhi bahkan "terusir" dari kampungnya.

Namun tak semua warga bersikap seperti itu. Setidaknya masih ada sikap warga yang cukup melegakan sekaligus membangkitkan semangat bergotong-royong. Kini, semakin banyak di antara mereka yang menerima dan membantu.

Pemandangan itu terlihat di sebuah kompleks perumahan yang berada di wilayah Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Mengetahui ada satu keluarga di kompleks yang menjadi ODP dan harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari, warga setempat tidak menghindar, tapi justru tergugah untuk membantunya. Tentu, aksi kemanusiaan itu tetap sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan otoritas kesehatan dengan berkoordinasi Puskesmas setempat.

Warga setempat tampak bergotong-royong, bergiliran mengirim logistik berupa makanan dan minuman untuk keluarga yang berstatus ODP. Hal ini tentunya sangat membantu bagi keluarga ODP. Tak hanya soal urusan logistik. Secara psikologis, gerakan gotong-royong para tetangga tersebut telah membangkitkan mental ODP karena merasa tidak sendirian menghadapinya.

"Namanya hidup bertetangga, setiap warga adalah saudara kita sendiri. Maka dari itu, harus kita support penuh, supaya tegar," kata Ketua RW 8 Bulusan Tembalang Semarang, Taufik, Senin (6/4/2020).

Menurutnya, setiap warga di wilayahnya menggalang iuran. Ada yang bahan mentah, hingga makanan siap santap. Bahkan, ada yang menyumbang tenaga untuk memasak.

"Logistik termasuk vitamin kita kirim dan ditaruh di tempat yang aman yakni gerbang rumah. Nanti keluarga yang sedang karantina mengambilnya. Sehingga tidak ada kontak fisik sesuai anjuran pemerintah," tuturnya.

Sementara, paska adanya kasus PDP dan ODP di kawasan Bulusan, Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang sudah melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, warga juga berinisiatif melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya. Penyemprotan dilakukan pada tempat-tempat umum yang rawan kontak seperti musala, pintu pagar, taman, pintu gerbang dan lain sebagainya.

Tindakan preventif lainnya, warga secara intensif memantau lalu lintas warga dan pendatang. Mereka yang akan masuk ke kompleks perumahan harus menjalani cek suhu tubuh dengan alat termometer tembak.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1578 seconds (0.1#10.140)