Cara Jitu Cegah Penyebaran Covid-19 Ala Pakar Kependudukan UGM
A
A
A
YOGYAKARTA - Pakar Migrasi dan Kependudukan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukamdi mengatakan, merebaknya virus corona jenis baru, Covid-19 berdampak pada perantau, terutama yang bekerja di Jakarta. Tidak sedikit yang memilih untuk mudik ke kampung halamannya. Kondisi ini berpotensi penyebaran virus corona ke daerah-daerah di Tanah Air.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dengan kedatangan perantau tersebut. Di antaranya dengan membangun sistem informasi guna memantau pemudik dari daerah pusat endemi virus corona maupun individu yang pergi ke daerah lain. Misalnya, orang Yogyakarta pergi beraktivitas ke Solo atau tempat lainnya. Terutama memonitor gerakan penduduk yang keluar masuk.
"Sistem informasi ini bisa dimulai dari tingkat RT dan dikompilasi masuk ke dusun," kata dosen Fakultas Geografi UGM, Selasa (31/3/2020)
Sukamdi menjelaskan, dalam sistem informasi tersebut ada seperti data kapan pergi, berapa lama dan dilengkapi identitas diri yakni usia, jenis kelamin, serta pekerjaan. Dalam sistem ini ada dua komponen yang harus ada yaitu yang bisa diakses publik seperti jumlah yang datang dan pergi dan akes terbatas bagi pengambil kebijakan seperti siapa saja yang memiliki gejala Covid-19.
"Sistem seperti ini nantinya dapat direplikasi ke tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten dan
dalam membangun sistem ini, perlu melibatkan generasi muda guna mengatasi kendala gagap teknologi dari generasi sebelumnya," katanya.
Selain itu, juga dengan membangun jaring pengaman sosial bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin. Hal ini bisa dilakukan dengan menggerakan komunitas atau masyarakat sekitar. "Penting membangun social safety net berbasis partisipasi masyarakat sekitar untuk mengatasi damoak wabah Covid-19," katanya.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dengan kedatangan perantau tersebut. Di antaranya dengan membangun sistem informasi guna memantau pemudik dari daerah pusat endemi virus corona maupun individu yang pergi ke daerah lain. Misalnya, orang Yogyakarta pergi beraktivitas ke Solo atau tempat lainnya. Terutama memonitor gerakan penduduk yang keluar masuk.
"Sistem informasi ini bisa dimulai dari tingkat RT dan dikompilasi masuk ke dusun," kata dosen Fakultas Geografi UGM, Selasa (31/3/2020)
Sukamdi menjelaskan, dalam sistem informasi tersebut ada seperti data kapan pergi, berapa lama dan dilengkapi identitas diri yakni usia, jenis kelamin, serta pekerjaan. Dalam sistem ini ada dua komponen yang harus ada yaitu yang bisa diakses publik seperti jumlah yang datang dan pergi dan akes terbatas bagi pengambil kebijakan seperti siapa saja yang memiliki gejala Covid-19.
"Sistem seperti ini nantinya dapat direplikasi ke tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten dan
dalam membangun sistem ini, perlu melibatkan generasi muda guna mengatasi kendala gagap teknologi dari generasi sebelumnya," katanya.
Selain itu, juga dengan membangun jaring pengaman sosial bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin. Hal ini bisa dilakukan dengan menggerakan komunitas atau masyarakat sekitar. "Penting membangun social safety net berbasis partisipasi masyarakat sekitar untuk mengatasi damoak wabah Covid-19," katanya.
(amm)