ACT Bantu Ketersediaan Pangan Selama Pandemi Covid-19

Senin, 30 Maret 2020 - 16:30 WIB
ACT Bantu Ketersediaan Pangan Selama Pandemi Covid-19
ACT berikhtiar membantu masyarakat dengan menyediakan Beras Wakaf gratis melalui Lumbung Beras Wakaf di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora. FOTO : Dok Humas ACT Jateng
A A A
BLORA - Dampak pandemi Covid-19 di Indonesia mengakibatkan ketidakstabilan dari bebagai sektor. Selain sektor dunia kesehatan, kini secara makro sektor perekonomian pun terguncang. Harga kebutuhan pangan semakin melambung bahkan di beberapa daerah mulai terjadi kelangkaan.

Merespon pentingnya ketahanan pangan di masa darurat Covid-19, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar membantu masyarakat dengan menyediakan Beras Wakaf Gratis. Melalui Lumbung Beras Wakaf (LBW) yang ada di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora puluhan ton Beras Wakaf mulai didistribusikan sejak Kamis, (26/3/2020) malam.

“Alhamdulillah hasil dari Panen Raya di LBW sudah mulai terdistribusi malam ini di Semarang, Solo, Jogja lalu secara parelel menuju Tegal, Purwokerto hingga Jakarta dan kota lainnya jika nanti dibutuhkan,” ungkap Kepala Cabang ACT Jateng, Giyanto, Senin (30/3/2020).

Rencananya, hasil dari Beras Wakaf ini akan dibagikan secara gratis kepada keluarga prasejahtera yang perekonomiannya terdampak adanya pandemi Covid-19 ini. “Sementara sebagian beras yang lain akan kami masak menggunakan armada Humanity Food Truck. Nasi lengkap beserta lauk pauk dan air minum wakaf, insyaAllah akan didistribusikan kepada para pahlawan medis yang telah berjuang di garda terdepan dalam penanganan wabah Corona di berbagai rumah sakit,” ungkapnya.

Panen Raya Beras Wakaf sendiri telah dimulai sejak Kamis (19/3/2020) lalu. Jajang selaku penanggungjawab LBW menargetkan sebanyak 240 ton beras wakaf mampu dihasilkan pada masa panen ini.

“Semua Padi dibeli langsung dari petani lokal yang sudah kita bina. Mulai dari proses panen di sawah, lalu gabah masuk ke gudang LBW untuk digiling menjadi beras, kemudian dikemas hingga didistribusikan. Semua proses itu tidak luput dari peran pemberdayaan masyarakat yang dikelola secara profesional oleh Global Wakaf,” terang Jajang.

Dengan adanya pemberdayaan masyarakat Jajang berharap roda perekonomian mampu berputar secara seimbang dari hulu ke hilir. “Kami mencoba memutus mata rantai sistem tengkulak yang cenderung merugikan petani, salah satu caranya Global Wakaf-ACT berkomitmen membeli hasil panen petani dengan harga lebih tinggi daripada para tengkulak,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2314 seconds (0.1#10.140)