Ngeri, Ekuador Evakuasi Mayat-mayat Korban Corona dari Rumah

Sabtu, 28 Maret 2020 - 13:20 WIB
Ngeri, Ekuador Evakuasi Mayat-mayat Korban Corona dari Rumah
Personel Kementerian Kesehatan memeriksa suhu badan turis di tengah wabah virus corona baru, di jembatan perbatasan Rumichaca di Tulcan, Ekuador, 1 Maret 2020. Foto/REUTERS / Daniel Tapia
A A A
QUITO - Pandemi virus corona baru, COVID-19 makin tak terkendali. Di Ekuador pemerintah mengevakuasi 100 mayat, termasuk korban COVID-19, dari beberapa rumah di kota Guayaquil dalam tiga hari.

Pemindahan jasad secara massal itu dilakukan setelah masyarakat mengeluh bahwa mereka tidak memiliki cara untuk membuang jasad-jasad kerabatnya di tengah pandemi virus corona.

Guayaquil merupakan kota pesisir yang memiliki konsentrasi kasus COVID-19 terbesar di negara itu. Militer telah memberlakukan jam malam setelah pemerintah menyatakan darurat kesehatan nasional.

Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan pada hari Jumat bahwa jam malam telah membatasi jam operasional rumah duka dan membuat beberapa anggota keluarga tidak punya pilihan selain menjaga kerabat yang meninggal di rumah mereka.

"Beberapa kematian ini terkait dengan virus corona dan yang lainnya tidak," katanya dalam sebuah wawancara dengan penyiar MaxTv, seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/3/2020).

Ekuador pada hari Jumat telah melaporkan 1.627 kasus infeksi dan 41 kematian akibat virus corona baru. Lebih dari 70 persen kasus ada di provinsi Guayas, tempat kota Guayaquil berada.

Romo mengakui sebagian besar dari mereka yang telah meninggal di rumah-rumah belum dites virus corona, dan karenanya tidak akan muncul dalam penghitungan resmi kematian nasional sebagai korban COVID-19.

Di media sosial dan dalam wawancara dengan media lokal, warga Guayaquil mengeluhkan keterlambatan lebih dari 24 jam untuk mengevakuasi jasad-jasad kerabat mereka. Kondisi itu, menurut mereka, menciptakan risiko penyebaran penyakit lebih lanjut.

Satu kasus seperti itu adalah kasus Bolivar Reyes, 43, seorang pedagang jus, yang meninggal setelah menderita gejala yang konsisten dengan COVID-19. Dia tidak pernah dites untuk virus corona. Hal itu diungkap istri korban, Rosa Romero, dalam sebuah wawancara telepon.

Jasad Reyes tetap berada di dalam rumahnya di kawasan miskin di Guayaquil utara selama lebih dari satu hari karena kru yang bertugas mengangkat jasad kewalahan.

"Mereka mengatakan kepada saya untuk bersabar, bahwa mereka tidak dapat tiba karena mereka hanya memiliki satu kendaraan yang perlu pergi ke sejumlah tempat," kata Romero.

"Para tetangga mengatakan kepada saya bahwa jika saya tidak menyingkirkan (jasad), mereka akan membakar rumah saya."
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7914 seconds (0.1#10.140)