Nyepi, Umat Hindu Semarang Berdoa Indonesia Bebas dari Pandemi Corona

Rabu, 25 Maret 2020 - 11:40 WIB
Nyepi, Umat Hindu Semarang Berdoa Indonesia Bebas dari Pandemi Corona
Upacara Tawur Agung Kesanga berlangsung singkat dan terbatas bagi umat Hindu di Pura Giri Natha Semarang, Rabu (24/3/2020). FOTO/Dok Pribadi
A A A
SEMARANG - Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942 berlangsung di tengah merebaknya virus corona jenis baru, Covid-19. Sejumlah tempat ibadah bagi umat Hindu membatasi umat untuk melaksanakan persembahyangan.

Seperti halnya di Pura Agung Giri Natha Semarang. Di pura ini, pelaksanan rangkaian ibadah berlangsung singkat dan membatasi umat. Selebihnya, para umat Hindu di Kota Semarang melaksanakan sembahyang ataupun catur brata penyepian (amati karya, amati geni, amati lelungan, dan amati lelanguan) di rumah masing-masing. Langkah tersebut dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun demikian, kondisi tersebut tak menyurutkan umat Hindu menjalankan ibadahnya dengan khidmat. "Perayaan Nyepi tahun ini mengucapkan japa mantram, di mana tujuan kita memohon kepada Sang Hyang Widi (Tuhan Yang Maha Esa) mudah-mudahan ciptaan Beliau yang disebut Covid-19 ini bisa segera dicabut kembali ke asalnya, sehingga kita Bangsa Indonesia bisa melaksanakan aktivitas dalam membangun negeri ini, itu harapan kita," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Semarang, Nengah Tirta Dharmayana, Rabu (25/3/2020).

"Umat Hindu melaksanakan Penyepian ini kita arahkan doa-doa ke arah situ. Doa khusus kita melantunkan japa mantram, tujuannya supaya kita dijauhkan dari letuhing jagad (bencana), letuhing jagad itu ya virus ini," katanya.

Menurutnya, jika melihat dari bulan atau sasih sesuai dengan perhitungan Hindu atau Jawa Kuno, sebenarnya saat ini adalah saat-saat sasih yang jelek. Dia menjelaskan, menurut perhitungan Saka, saat ini sasih kesanga/kesembilan. Saat ini sasih yang paling jelek, di mana matahari posisinya masih di sebelah selatan dari kita.

"Nanti saatnya pada saat tahun baru Saka yaitu menginjak sasih ke sepuluh baru menginjak sasih yang sumio ini yakni sasih yang lebih bagus, lebih baik. Mudah-mudahan letuhing jagad itu bisa sirna," katanya.

Sementara, Upacara Tawur Agung pada tahun ini (Selasa, 24 Maret 2020) hanya diikuti belasan umat. Kegiatan yang biasa dilakukan pada sore hari menjelang malam, tapi kali ini dilakukan pada siang hari. Hal itu dilakukan untuk menghindari kerumunan massa sesuai anjuran dan intruksi pemerintah terkait pencegahan wabah virus corona.

Untuk diketahui, Upacara Tawur Agung Kesanga bertujuan untuk menyampaikan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus bentuk penghormatan dan pelestarian alam semesta.

"Pada hari ini, selama 24 jam umat Hindu melantunan doa yang disebut dengan nguncaran mantram gayatri dengan harapan permasalahan yang terjadi saat ini yakni adanya wabah virus corona dapat segera berakhir," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4890 seconds (0.1#10.140)