Serangan Covid-19 Mereda, China Kini Dihantui Hantavirus

Rabu, 25 Maret 2020 - 10:15 WIB
Serangan Covid-19 Mereda, China Kini Dihantui Hantavirus
Partikel virus dari hantavirus. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Setelah serangan virus corona jenis baru, Covid-19 menunjukkan tren penurunan di China, kini dikabarkan muncul virus baru. Namanya hantavirus.

Virus ini diketahui setelah ada seorang penumpang yang meninggal di dalam bus di China. Meski mengalami gejala yang sama, tapi hasil dites menunjukkan korban terinfeksi virus yang sama sekali berbeda dari virus corona COVID-19.

Media yang dikelola pemerintah China, Global Times, melaporkan korban tak dikenal asal Provinsi Yunnan itu meninggal ketika berada di dalam bus carteran menuju tempat kerjanya di provinsi Shandong.

"Dia dites positif untuk hantavirus. 32 orang lainnya di dalam bus dites," tulis Global Times dalam laporannya hari Senin lalu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Virus baru ini muncul ketika China bersiap mencabut lockdown di beberapa kota terkait pencegahan penyebaran COVID-19. Hantavirus telah memicu kepanikan di antara banyak orang di media sosial yang ramai-ramai menuliskan tanda pagar #hantavirus.

Namun, para ahli dengan cepat menunjukkan bahwa itu bukan virus baru, dan tidak berpotensi ditularkan di antara manusia.

"#Hantavirus pertama kali muncul pada 1950-an dalam perang Amerika-Korea di Korea (sungai Hantan). Ini menyebar dari tikus-tikus jika manusia menelan cairan tubuh mereka. Penularan manusia ke manusia jarang terjadi," tulis ilmuwan Swedia Dr Sumaiya Shaikh di Twitter, seperti dikutip New York Post, Selasa (24/3/2020) malam.

"Tolong jangan panik, kecuali Anda berencana untuk makan tikus," lanjut dia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan hantavirus jarang terjadi, tetapi menempatkan angka kematian pada 38 persen.

"Gejala dapat terjadi hingga delapan minggu setelah terpapar urine segar, kotoran, atau air liur dari tikus yang terinfeksi," kata CDC. Kadang-kadang juga dapat berasal dari gigitan tikus yang terinfeksi.

Gejala-gejalanya dalam banyak hal memiliki kemiripan dengan gejala orang yang terpapar viru corona baru, di mana penderita merasakan demam, sakit kepala, batuk dan sesak napas.

"Satu pasien menyamakannya dengan 'pita ketat di dada saya dan bantal menutupi wajah saya'," kata CDC.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3867 seconds (0.1#10.140)