Darurat Corona, Ganjar Pertimbangkan Perpanjang Masa Belajar di Rumah

Rabu, 25 Maret 2020 - 07:02 WIB
Darurat Corona, Ganjar Pertimbangkan Perpanjang Masa Belajar di Rumah
Seorang siswa SD sedang belajar di rumah. Dengan diperpanjangnya masa darurat corona serta dinamika di masyarakat, maka akan dipertimbangkan perpanjangan masa siswa belajar di rumah. FOTO/SINDOnews/AINUN NAJIB
A A A
SEMARANG - Pemerintah menetapkan masa darurat virus corona selama 91 hari, mulai 29 Februari hingga 29 Mei 2020. Dengan kondisi tersebut, masyarakat termasuk pelajar diminta tak melakukan aktivitas di luar rumah.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meliburkan sekolah-sekolah selama 14 hari sejak 16 Maret, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru, Covid-19. Sebagai gantinya, para pelajar mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem daring.

Namun, dengan diperpanjangnya masa darurat corona serta dinamika di masyarakat, maka akan dipertimbangkan perpanjangan masa siswa belajar di rumah. Sebab, saat ini mulai banyak pekerja dari luar kota yang mudik ke kampung halaman.(Baca Juga: KLB Corona, Solo Batasi Jam Buka Mal dan Tempat Hiburan Hanya 9 Jam)

"Kita masih lihat perkembangan sampai hari ini, karena hari ini yang kelas III saja masih US (ujian sekolah). Kita akan lihat perkembangannya dengan melihat situasi yang ada di luar," kata Ganjar kepada awak media, Selasa (24/3/2020).

Arus mudik dari berbagai kota terutama Jakarta perlu diwaspadai akan membawa virus corona. Sebab, belum diketahui pasti kondisi maupun riwayat setiap pemudik yang akan berinteraksi dengan keluarga maupun masyarakat di kampung halaman.

"Karena begini, bukan tidak terkait yang istilah saya mudik cepat ini. Mereka memilih pulang kampung, kalau mereka fit, kita fit, tidak apa apa, tapi kalau mereka tidak fit ini akan berinteraksi lagi. Maka siswa atau siapa pun yang mestinya di rumah dia ada di luar dan kemudian ini akan terjadi tabrakan lagi bersentuhan lagi dan ini akan bahaya," katanya.

"Sehingga menjadi pertimbangan, apakah anak-anak tetap tinggal di rumah atau kemudian mereka harus masuk sekolah," katanya.

Selama sepekan belajar di rumah, Ganjar mengaku banyak mendapat informasi siswa mengeluh akibat tugas menggunung. Dia pun akan memperbaiki sistem belajar daring yang diterapkan selama ini.

"Kami memperbaiki sistem daringnya, karena ini belajar daring bukan memberikan tugas secara daring. Maka guru-guru kita upgrade, kita update agar mereka membuat gerakan sekolah yang menyenangkan melalui daring," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0984 seconds (0.1#10.140)