Bikin Baju Hamzat Sendiri, RSUD Moewardi Solo Gandeng Penjahit UMKM

Senin, 23 Maret 2020 - 14:45 WIB
Bikin Baju Hamzat Sendiri, RSUD Moewardi Solo Gandeng Penjahit UMKM
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Moewardi Solo, Bambang SW menunjukkan baju astronot buatan RSUD Moewardi menangani pasien positif corona di kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (23/3/2020). FOTO/DOK.HUMAS PEMPROV JATENG
A A A
SOLO - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Solo menggandeng para penjahit di sekitarnya untuk membuat alat pelindung diri (APD) yang dipakai untuk menangani pasien positif corona. Pakaian hazmat (hazardous material) atau biasa disebut baju astronot dibuat dengan harga murah tapi tetap sesuai standar.

Direktur Utama RSUD Dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi mengatakan, saat ini mencari APD sangat susah, dan jika ada harganya mahal. Karena itu, tim dari RSUD Dr Moewardi Solo berupaya mengakali agar bisa mandiri dan tidak bergantung. "Sekarang kami bisa membuat APD dengan bahan yang standar tapi murah," kata Cahyono Hadi di Balai Kota Solo, Senin (23/3/2020).

Setelah dipakai, hasilnya juga baik dan nyaman. Bahan yang digunakan merupakan jenis Polypropilane Sponbound dan diklaim bebas bakteri. Bahan ini dulunya pernah dipakai untuk penanganan pasien flu burung. Dengan demikian, APD telah sesuai standar di RSUD Dr Moewardi Solo. (Baca Juga: Atasi Kelangkaan, RS Moewardi Solo Produksi APD Seharga Rp50.000)

Dalam pembuatannya, RSUD Dr Moewardi menggandeng para penjahit yang masuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam sehari, sekitar 200 APD bisa dibuat. Selain dipakai sendiri, sisa APD yang dibuat kemudian dikirimkan ke dinas dan rumah sakit lainnya yang membutuhkan.

Bahan untuk membuat APD gampang didapatkan karena dijual di pasar bebas serta toko-toko kain di Solo. Untuk satu APD biaya produksinya sekitar Rp35.000-Rp40.000. Pihaknya mempersilakan dan siap membantu jika pemerintah daerah ingin mengembangkan untuk kebutuhan ke depannya.

Dalam sehari, RSUD Dr Moewardi membutuhkan 15 APD dalam penanganan satu pasien. APD dipakai tim dokter dan perawat dengan tiga kali shift. "Bajunya sekali pakai dibuang, borosnya kan di situ," ujarnya.

RSUD Dr Moewardi telah mengembangkan APD buatan sendiri mulai Sabtu (21/3/2020) akhir pekan kemarin. "Pada hari ini kami sudah bisa buat 200 lagi untuk kebutuhan sendiri," katanya.

APD sangat dibutuhkan mengingat penggunaannya hanya sekali pakai. Pihaknya siap membantu apabila ada rumah sakit lainnya yang membutuhkan. Mengenai kebutuhan masker N95, hal itu dibuat pabrikan dan ada standarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6329 seconds (0.1#10.140)