Melasti di Semarang, Momentum Instropeksi Diri Hadapi Corona

Minggu, 22 Maret 2020 - 15:38 WIB
Melasti di Semarang, Momentum Instropeksi Diri Hadapi Corona
Sejumlah umat Hindu melaksanakan prosesi Melasti di Pantai Marina Semarang, Minggu (22/3/2020). FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Pandemi virus corona jenis baru, Covid-19 tak menyurutkan umat Hindu melaksanakan prosesi Melasti dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942 di Pantai Marina Semarang, Minggu (22/3/2020).

Namun demikian, ritual Melasti tahun ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya dihadiri ribuan umat Hindu Kota Semarang, kali ini hanya dihadiri sebanyak 14 orang.

Kondisi tersebut tak lepas dari penerapan social distancing atau pembatasan pengunjung guna mencegah penularan Covid-19. Meski hanya diikuti belasan orang, hal tersebut tak mengurangi esensi prosesi Melasti.

Ketua Perisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Semarang, Nengah Tirta Dharmayana menerangkan, Melasti menyambut Hari Raya Nyepi ini mempunyai beberapa esensi.

“Esensi yang pertama, kita mengikuti sifat-sifat ketuhanan, mulai saat ini mulai menyucikan diri untuk jiwa kita supaya mengarah ke sifat-sifat ketuhanan,” kata Nengah.

Esensi kedua, sebut dia, untuk mengambil tirta amerta yang ada di lautan. Tirta dalam rangka mensucikan sarana prasarana alat-alat yang digunakan pada saat Tawur Agung Kesanga menjelang hari Nyepi.

Terkait dengan situasi saat ini, Nengah mengungkapkan bahwa esensi melasti untuk mensucikan alam semesta, disamping itu untuk instropeksi diri.

“Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 saatnya kita sekarang untuk instropeksi diri sehingga nanti pada saat Nyepi kita benar-benar bisa melaksanakan penyepian, yaitu tidak pergi kemana-mana, tidak mengumbar hawa nafsu, marah. Kita sudah mulai mereduksi sifat amarah angkara murka dan lain sebagainya. Kemudian juga kita kurangi untuk bersenang-senang,” tegasnya.

Menurutnya, dalam situasi yang tidak sangat mendukung ini, umat Hindu mengikuti /melaksanakan upacara Melasti ini menyesuaikan tempat karena keadaan yang tidak memungkinkan, sehingga tidak melibatkan massa banyak.

“Kita melaksanakan kegiatan ini dengan beberapa orang dan sangat kita batasi dan yang hadir adalah orang-orang yang sudah kita screening kesehatannya. Jadi benar-benar orang sehat,” jelasnya.

Sisi lain, pihaknya juga telah menyarankan kepada seluruh umat Hindu yang ada di Kota Semarang yang jumlahnya sekitar 2.500 untuk melaksanakan persembahyangan di rumah masing-masing.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1241 seconds (0.1#10.140)