Nikah Massal di Atas Jeep Merapi, Mas Kawin Alat Salat dan Hand Sanitizer

Sabtu, 21 Maret 2020 - 16:13 WIB
Nikah Massal di Atas Jeep Merapi, Mas Kawin Alat Salat dan Hand Sanitizer
Empat pasang mengikuti prosesi nikah barang diatas Jeep Lava Tour Merapi di Kalikuning, Cangkringan, Sleman, Sabtu (21/3/2020). Foto/Dok Humas Pemkab Sleman
A A A
SLEMAN - Empat pasangan melangsungkan pernikahan dengan cara yang unik. Mereka menikah di atas Jeep Lava Tour Merapi di Kalikuning, Cangkringan, Sleman, Sabtu (21/3/2020).

Pasangan berbahagia itu adalaha Lely Erawati (42), warga Danurejan, Yogyakarta dan Ristanto (38), warga Sayegan, Sleman; Puji Lestari (31) dan Adhi Yuhandoko (30), warga Cangkringan, Sleman; Ana Nur Rahmawati (21), warga Pundong, Bantul dan Fajar Riyanto (21), warga Pacitan, Jawa Timur; serta Rista Arningsih (23) dan Ambar Sudanang (22), warga Imogiri, Bantul.

Mereka bukan mencari sensasi, tapi mengikuti program Nikah Barang Adventur Merapi yang digagas Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Sewon, Bantul.

Acara nikah bareng ini digelar secara sederhana di tengah ancaman pandemi virus corona. Tidak banyak tamu yang hadir. Prosesi pernikahan pun dipersingkat waktunya. Meski begitu, acara berlangsung lancar dan hikmat.

Prosesi pernikahan diawali dengan pengecekan suhu tubuh, pemakaian handsanitizer dan masker, baik kepada pengantin, petugas dan semua yang hadir dalam acara tersebut. Ini dilakukan untuk mencegah virus penyebaran Corona (covid-19). Setelah itu empat pasang pengantin dengan membawa poster kesehatan tentang mitigasi wabah Covid-19 bersama petugas memasuki area Kalikuning dengan menggunakan jeep dan membentuk formasi nikah.

Mahar pernikahan yang diberikan juga tidak biasa, yakni seperangkat alat salat dan hand sanitizer. Akad nikah dipandu oleh kepala KUA Cangkringan dan KUA Pakem, Khamin dan Edy Hirmanta, khotbah nikah oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Sleman Jaenudin, saksi nikah kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sleman dan Dinsos DIY, Eko Suhargono dan Untung Sukaryadi, ketua Baznas Sleman Kriswanto dan ketua Fortaiz, Ryan Budi Nuryanto.

Ijab kabul ditutup dengan doa oleh Kepala Kemenag Sleman Sya'ban Nurono. Setelah ijab kabul selesai para mempelai dan tamu undangan diajak menyusuri sungai dengan Jeep Lava Tour.

Kepala Dinsos Sleman, Eko Suhargono mengatakan, sebenarnya yang lebih penting dari pernikahan ini, bukan tempat dan acaranya, tapi legal formalnya perkawinan itu, baik secara agama maupun negara. Tentunya juga adminitrasi data kependudukan, termasuk dapat membangun keluarga yang berkualitas yang melahirkan generasi unggul.

"Adanya acara nikah bareng ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang perkawinan yang sah di mata agama dan negara," kata mantan Camat Sleman itu.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinsos DIY Untung Sukaryadi. Menurutnya, urgensi nikah bukan di tempat yang megah dan acara resepsi yang mewah, tapi menyangkut dengan kebutuhan yang hakiki serta sah
agama dan negara.

"Karena itu sangat mendukung acara ini, meski dengan konsep yang sederhana, apalagi dalam kondisi mewabahnya virus corona," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.1876 seconds (0.1#10.140)