Tekan Penularan Corona, Peserta Tawur Agung di Candi Prambanan Dibatasi

Jum'at, 20 Maret 2020 - 22:05 WIB
Tekan Penularan Corona, Peserta Tawur Agung di Candi Prambanan Dibatasi
Sejumlah umat Hindu menyiapkan sesaji untuk ritual Tawur Agung Kesanga Nasional di pelataran Candi Prambanan, Klaten, beberapa waktu lalu. FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap menjembatani komunikasi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jateng, dengan pemerintah pusat terkait pelaksanaan Tawur Agung atau sehari menjelang Nyepi di Candi Prambanan, Klaten. Diharapkan pada pelaksanaan ritual yang jatuh pada 24 Maret itu, jumlah peserta dapat diminimalkan, guna mengurangi risiko penularan virus corona.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai melakukan rapat dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Jumat (20/3/2020). Menurutnya, komunikasi itu penting, lantaran perhelatan di Candi Prambanan, adalah even nasional.

"Terkait (acara) di Prambanan, saya sendiri sudah komunikasi dengan pusat, agar pesertanya tidak banyak, tidak sampai 10.000. Kemungkinan harapannya di bawah seratus orang. Kalau dari pusat inginnya 10-15 orang saja, kalau bisa segitu lebih baik lagi kan, agar bisa mengatur jarak dan lain sebagainya," kata Ganjar.

Selain melakukan loby ke pemerintah pusat, pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan Bupati Klaten, sebagai pemangku wilayah. Di samping itu, pihaknya juga akan menelepon pengelola Taman Wisata Candi Prambanan, terkait jumlah peserta.

Ketua PHDI Jawa Tengah Anak Agung Ketut Darmaja mengatakan, acara Tawur Agung di Prambanan tetap dilaksanakan. Hanya, mempertimbangkan kondisi wabah Covid-19, jumlah peserta memang harus dibatasi.

"Ritual tetap akan berjalan, namun seremonial tidak ada. PHDI Jateng mengikuti instruksi dari PHDI pusat termasuk panitia Nyepi, kemudian ikuti petunjuk Gubernur. Bahwasannya untuk ritual kita batasi orangnya difokuskan pada pemimpin upacara, rohaniawan, yang menyiapkan sesaji dan perwakilan panitia," tuturnya.

Terkait jumlah peserta ritual Tawur Agung, pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan pihak Taman Wisata Candi. Dia berharap, jumlahnya tak lebih dari 200 orang. Pada kondisi normal, ritual tersebut bisa dihadiri oleh puluhan ribu umat.

"Dengan jumlah 150-200 itu tak banyak, tempat duduk kita bisa atur sedemikian rupa. Untuk seremonial, mengundang menteri dan sebagainya tidak ada. Hanya acara ritual inti saja," imbuh Darmaja.

Ia juga mengimbau agar umat Hindu di Jawa Tengah melakukan peribadatan di rumah. Jika di sekitar rumah, terdapat Pura, Darmaja memperbolehkan melakukan persembahyangan di tempat itu. "Kita anjurkan sembahyang di Pura yang terdekat. Kalau tidak ada Pura, ya sembahyang di rumah," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5731 seconds (0.1#10.140)