Jateng Lockdown Tempat Hiburan dan Destinasi Wisata

Senin, 16 Maret 2020 - 14:57 WIB
Jateng Lockdown Tempat Hiburan dan Destinasi Wisata
Sejumlah petugas menyemprot cairan disinfektan bangunan Lawang Sewu Semarang. Semua destinasi wisata di Jateng ditutup terdampak penyebaran corona. FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Setelah meliburkan seluruh jenjang pendidikan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memutuskan menutup tempat-tempat hiburan dan destinasi wisata. Hal tersebut disampaikan Ganjar setelah kembali menggelar rapat terbatas dengan jajarannya, Senin (16/3/2020).

Ganjar menegaskan bahwa dalam kasus Covid-19 imi yang pertama mesti diselamatkan adalah manusia. Dia berasumsi, jika manusia yang diselamatkan, perekonomian bisa dihidupkan. Tapi jika hanya perekonomian yang jadi fokus, semuanya akan mati.

"Kami putuskan semua tempat hiburan ditutup karena kemungkinan persebaran di sana sangat tinggi," tegas Ganjar.

Untuk persoalan pajak, selanjutnya Ganjar bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Sebagaimana diketahui, salah satu pendapatan asli daerah berasal dari pajak tempat hiburan.

Selain tempat hiburan, sektor yang telah ditutup adalah sebagian destinasi wisata. Sampai saat ini ada 40 destinasi wisata yang ditutup dan berada di 11 kabupaten/kota. Menurutnya, sejak awal merebaknya Virus Corona kunjungan pariwisata di Jawa Tengah terus menurun.

"Ini jauh lebih penting untuk mencegah dengan baik. Untuk wisatawan lokal tingkat kunjungannya turun mencapai 72,49 persen, dan 88,46 persen penurunan untuk wisatawan asing," katanya.

Sebelas kabupaten/kota itu di antaranya, Kota Surakarta, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Kota dan Kabupaten Semarang. Ada juga destinasi di Kabupaten Magelang, Klaten dan Kabupaten Banyumas.

Karena sepinya tempat-tempat hiburan dan destinasi wisata itu, juga berdampak pada turunnya tingkat keterhunian atau okupansi hotel di sejumlah wilayah. Karena itu, lanjut Ganjar, banyak hotel yang minta dispensasi energi dan BBM.

"Mereka butuh bantuan listrik dan BBM. Energi ini kan cukup tinggi bagi mereka maka mereka butuh keringanan. Sekarang tingkat hunian hotel turun 11,77 persen dan rata-rata menginap turun 0,6 persen dari 1,36 ke 1,3 persen," ungkapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9046 seconds (0.1#10.140)