Palestina Larang Warga Salat di Masjid untuk Cegah Corona

Minggu, 15 Maret 2020 - 14:50 WIB
Palestina Larang Warga Salat di Masjid untuk Cegah Corona
Otoritas Palestina melarang warganya untuk salat di masjid guna mencegah penyebran virus Corona. Foto/MEE
A A A
YERUSALEM - Untuk mencegah penyebaran virus Corona, Otoritas Palestina melarang salat di masjid dan berdoa di gereja di Tepi Barat. Sementara penguasa Gaza, kelompok Hamas, mengatakan semua penyeberangan perbatasan di wilayah kantong itu ditutup.

Kementerian Urusan Agama Otoritas Palestina meminta warga Palestina untuk beribadah di rumah.

"Mengingat rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk meminimalkan kontak antara orang-orang dan mengurangi pertemuan sebanyak mungkin, kami menyerukan umat Muslim kami di Palestina untuk mengadakan salat di rumah," bunyi pernyataan yang dikeluarkan kementerian seperti dilansir dari Middle East Eye, Minggu (15/3/2020).

Di Ramallah, seorang muazin di sebuah masjid mengumandangkan adzan dengan menambahkan kata-kata: "Salat di rumah, salat di rumah."

Pekan lalu, MEE melaporkan bahwa Otoritas Palestina menyatakan keadaan darurat di Tepi Barat yang diduduki dan mengunci Betlehem setelah tujuh kasus virus corona baru dikonfirmasi di kota itu.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, 38 kasus virus Corona sekarang telah dikonfirmasi di Tepi Barat yang diduduki, di mana Palestina memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di bawah Otoritas Palestina. Sementara tidak ada kasus infeksi virus Corona yang dilaporkan di Jalur Gaza yang berpenduduk padat, yang dikendalikan oleh Hamas.

Pemerintah yang dipimpin Hamas mengatakan pihaknya menutup penyeberangan perbatasan Gaza dengan Israel dan Mesir untuk perjalanan, tidak termasuk kasus-kasus yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan medis di luar daerah kantong itu.

Hamas juga memberlakukan ketentuan pertemuan akan dibatasi hingga 100 orang dan sekolah-sekolah harus ditutup hingga Maret.

Mengutip alasan keamanan, Israel dan Mesir menjaga Jalur Gaza di bawah blokade dengan kontrol ketat atas pergerakan lintas perbatasan mereka.

Otoritas agama sejauh ini menjaga Masjid Al Aqsa di Yerusalem, yang merupakan situs paling suci umat Islam, terbuka untuk salat.

Dewan yang ditunjuk Yordania mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci Yerusalem telah membuatnya terbuka untuk salat Jumat, mendorong umat beriman untuk berkumpul di halaman luar kompleks 35 hektar itu daripada di dalam masjid tertutup.

Dewan Wakaf meyakinkan para jamaah dalam sebuah pernyataan minggu ini bahwa seluruh kompleks, termasuk kubah emasnya dari Dome of the Rock, sedang disterilkan terus menerus.

Di Israel, di mana 164 kasus virus Corona telah dikonfirmasi, pertemuan telah dibatasi hingga 100 orang. Beberapa otoritas keagamaan, termasuk Patriarkat Latin Yerusalem, telah bergerak untuk menerapkan kontrol kerumunan di tempat-tempat ibadah.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.7987 seconds (0.1#10.140)