Kebijakan Menhub Belum Berefek, Terminal Tirtonadi Masih Sepi

Jum'at, 08 Mei 2020 - 18:00 WIB
loading...
Kebijakan Menhub Belum Berefek, Terminal Tirtonadi Masih Sepi
Suasana Terminal Tirtonadi Solo yang sepi Jumat (8/4/2020) siang masih sepi. Foto: SINDOnews/ Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) yang memperkenankan moda transportasi kembali beroperasi dengan pembatasan kriteria penumpang ternyata tak sepenuhnya berjalan mulus di lapangan. Seperti di Terminal Tirtonadi Solo, bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang beroperasi hanya jurusan Solo-Yogyakarta.

Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi, Solo, Joko Sutriyanto mengatakan, bus AKAP Solo-Yogyakarta yang beroperasinya hanya bus bumel saja. Itu pun tidak seluruh armada beroperasi karena sepi penumpang. “Kalau lainnya (AKAP) belum ada yang beroperasi,” kata Joko Sutriyanto kepada Sindonews, Jumat (8/5/2020). Bus AKAP Solo-Yogya yang mulai beroperasi, hanya menggunakan sebagian kecil armadanya untuk beroperasi.

Ketika Solo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) Corona pertengahan Maret 2020 lalu, gelombang pemudik mulai berlangsung. Mereka mencarter transportasi dari lokasi asal menuju tempat tujuan secara langsung dan tidak masuk ke terminal. Terlebih Pemkot Solo memberlakukan karantina 14 hari bagi warganya yang kedapatan mudik.

Selain itu, kebijakan Menteri Perhubungan terkait pembatasan kriteria penumpang dinilai belum sepenuhnya tersosialisasi. Pengurus Himpunan Bus Antar Kota (HIBAK) Terminal Tirtonadi Solo, Sri Joko mengatakan, sejauh ini belum ada bus AKAP yang beroperasi ke arah timur, seperti Surabaya, dan Pacitan. Bus yang beroperasi hanya antar kota dalam propinsi (AKDP) seperti ke arah Wonogiri, dan Purwodadi “Itu pun hanya beberapa armada bus yang beroperasi karena sepi penumpang,” kata Sri Joko.

Saat diterminal, bus hanya mendapatkan tiga penumpang. Padahal waktu ngetem mencapai 2 jam. Sebelum wabah Covid-19, bus rata rata hanya ngetem di terminal sekitar 10 menit untuk menunggu penumpang. Sepinya penumpang tidak sebanding dengan biaya operasional, seperti untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dan upah kru bus.

Bus lokal yang beroperasi juga jauh berkurang. Sebelumnya, armara bus lokal yang beroperasi mencapai 70 bus. Namun kini yang beroperasi hanya sekitar 16 bus lokal. Saat kondisi normal, bus AKAP ke arah Jawa Timur cukup ramai di hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Setelah wabah Covid-19, jumlah penumpang diakui jauh berkurang.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.5018 seconds (0.1#10.140)