UGM-Belanda Bahas Kerjasama Penelitian, Hukum dan Sumber Daya Hayati

Rabu, 11 Maret 2020 - 19:36 WIB
UGM-Belanda Bahas Kerjasama Penelitian, Hukum dan Sumber Daya Hayati
Raja dan Ratu Belanda, Willem Alexander dan Maxima Zorreguieta didampingi Menlu Retno Marsudi saat tiba di Balairung UGM, Rabu (11/3/2020) siang. FOTO; SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
YOGYAKARTA - Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Belanda Maxima Zorreguieta mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Rabu (11/3/2020)
siang.

Mereka tiba di UGM pada pukul 14.00 WIB dan disambut oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berserta jajaran pimpinan UGM di Balairung.

Rombongan selanjutnya menuju balai senat UGM yang ada di lantai II gedung pusat UGM. Kedatangan Raja dan Ratu Belanda ini untuk membahas
tindaklanjut kerjasama antara UGM dan Belanda serta melihat pameran inovasi di Balairung UGM.

Dalam pertemuan itu, peneliti dari Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti meminta Ratu Belanda Maxima Zorreguieta melakukan persilangan anggrek Vanda Tricolor yaitu tumbuhan endemis lereng Gunung Merapi. Nantinya jika persilangan itu berhasil akan diberi nama Vanda Tricolor Lindley varian 'Queen Maxima. Persilangan sendiri sebagai simbol memperkuat hubungan antara Indonesia, UGM, dan pemerintah Belanda.

Usai pertemuan dengan jajaran pimpinan UGM, Raja dan Ratu Belanda kemudian mengunjungi pameran inovasi civitas akademika UGM di Balairung. Inovasi tersebut selama ini dikelola oleh Innovative Academy yang merupakan program dari Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) UGM.

Ada tujuh inovasi yang disajikan. Yaitu Gama-Inatek (Early Warning System untuk tanah longsor), Butimo (mesin batik tulis), Wujudkan (pengelolaan air), Bantu Ternak (penggalangan dana investasi untuk peternakan), Andil (platform investasi untuk pertanian), Jadibisa (startup bidang pendidikan) dan Indonesia Digital Museum (digitalisasi koleksi museum Indonesia).

Setelah itu Raja dan Ratu Belanda meninggalkan UGM dan melanjutkan kunjungan ke Prambanan untuk menyaksikan Sendratari Ramayana.

Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, ada tiga hal penting yang dibicarakan dalam kerjasama kolaborasi antara UGM dan Belanda. Yaitu
bidang penelitian, bidang hukum dan bidang sumber daya hayati.

Penelitian akan fokus pada hewan penganti sebagai ujicoba tentang obat. Yaitu zebra fish dan wader sebagai penganti tikus untuk uji klinis.

Kerjasama di bidang hukum, karena sumber hukum Indonesia berasal dari Belanda. Sehingga kerjasama ini untuk mengali pengembangan-pengembangan hukum yang sumbernya banyak di Belanda, maka kerjasama bidang hukum yang sudah berjalan dan akan terus ditingkatkan.

Kerjasama sumber daya hayati sebab Indonesia memiliki sumber daya alam, baik tumbuhan dan hewan yang bisa dijadika sumber obat, energi dan lainnya. Untuk itu keberadaannya harus dilestarika dan terus diteliti. Terutama untuk kemanfaatan dan sekarang sedang dikembangkan bersama-sama dengan para ilmuan Belanda.

“Itulah beberapa kerjasama kolaborasi UGM dan Belanada. Meski masih ada beberapa kolaborasi lainnya, seperti kesehatan dan di bidang teknik,” paparnya.

Untuk penelitian, Belanda juga menyediakan dana untuk kegiatan tersebut. Termasuk juga ada sumber pendanaan dari badan dunia yang tertarik di bidang tertentu, seperti keanekaragaan hayati dan penyakit menular.

Mengenai pengembalian naskah dan benda-benda yang sekarang tersimpang di Belanda menurut Panut karena naskah dan benda-benda itu umurnya
sudah lama dan dari sisi fisik juga sudah tidak kuat sehingga jika dipindah beresiko termasuk memerlukan tempat. Maka dia menilai naskah dan benda-benda kumo itu untuk pemindahan dengan cara digitaliasasi.

“Untuk itu nanti kita akan bicarakan dan dengan kunjungan raja dan ratu Belanda ini bisa mengakses benda-benda sejarah itu,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8502 seconds (0.1#10.140)