Cara Ponpes Al Mumtaz Hadapi Corona, Setor Hafalan Online dan Berkebun

Jum'at, 08 Mei 2020 - 08:45 WIB
loading...
Cara Ponpes Al Mumtaz Hadapi Corona, Setor Hafalan Online dan Berkebun
Santri Ponpes Al Mumtaz Gunungkidul merawat sayuran yang ditanam untuk ketahanan pangan di masa pandemi corona. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
GUNUNGKIDUL - Pandemi corona membuat pondok pesantren harus berpikir keras agar bisa tetap mengajarkan ilmu agama serta menggelar berbagai kegiatan lain untuk santrinya. Seperti Ponpes Al Mumtaz di Dusun Kerjan 1, Desa Beji Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang menerapkan setoran hafalan Alquran melalui sistem dalam jaringan (daring/online) dan berkebun untuk ketahanan pangan.

Pengasuh Ponpes Al Mumtaz, Muhammad Khoiron Marzuki mengatakan, pondoknya memiliki hampir 400 santri, berasal dari berbagai daerah seperti dari DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, hingga beberapa daerah di Pulau Kalimantan. Ponpes ini tidak hanya berupaya mencetak manusia berakhlak mulia, tapi juga menanamkan jiwa wirausaha atau enterpreneur.

Selain pelajaran agama, para santri didiajari berbagai ketrampilan seperti membuat roti, sabun detergent, membatik, dan koperasi. Diharapkan setelah lulus dari pondok, mereka bisa terjun di masyarakat sebagai seorang yang ahli mengaji dan juga pengusaha muslim handal.

"Jadi memang ini yang kita tonjolkan. Harapan kami alumnus Al Mumtaz pandai mengaji dan juga bisa menjadi pengusaha sukses," kata Muhammad Khoiron Marzuki kepada SINDOnews, Rabu (6/5/2020).

Di tengah pandemi virus corona jenis baru, COVID-19, ponpes memutuskan memulangkan sebagian santri. Dari 400 orang, kini tinggal 30 santri yang masih bertahan di ponpes yang berada di pinggir Jalan Wonosari-Yogya Km 14 ini.

"Akhirnya kita sesuaikan jadwal, juga pembelajaran dengan sistem online kita lakukan. Begitu juga dengan pengajian serta kajian-kajian islam kita terapkan social distancing," katanya.

Untuk tahfiz, guru-guru membuat pengajaran sistem online melalui aplikasi video Call. Para santri akan dipantau harian untuk perkembangan selama mengikuti pendidikan. "Santri jarak jauh yang pulang tetap setor hafalan dengan video call, kemudian kita juga ada sapa santri. Hal ini untuk mengingatkan para santri selama di rumah," tutur Muh Khoiron.

Sedangkan santri yang tidak bisa pulang karena penerapan aturan pemerintah mengenai larangan mudik, tetap beraktivitas di dalam pondok. Mereka membuat jarak (physical distancing) dalam setiap kegiatan, termasuk kajian ilmu agama dan berkebun menanam sayur mayur. "Lingkungan pondok kita tanam sayur mayur. Ini antisipasi pandemi corona, sehingga santri kita wajibkan berkebun untuk ketahanan pangan," katanya.

Salah satu pengurus Ponpes Al Mumtaz, Ashari Anggara mengungkapkan, pada hari-hari biasa, kegiatan enterpreneur dilakukan usai ibadah salat zuhur. Namun karena ada pandemi corona, kegiatan itu untuk sementara ditiadakan. "Saat ini kegiatan meliputi akademik, kajian ilmu agama, dan berkebun," katanya.

Untuk konsep berkebun, ponpes menerapkan satu jiwa satu pohon (sajitipo). Setiap santri menanam satu pohon. Setiap pagi, semua santri dijadwal ke kebun untuk menyirami tanaman kemudian melakukan gerakan kebersihan pondok. "Nah untuk kajian agama, kita sekarang membuat jarak yaitu satu meter," ujarnya.

Yang tidak kalah penting, ponpes ini juga mengajarkan semangat kebersamaan yang kuat. Salah satunya adalah upaya memupuk kegotongroyongan dengan terlibat dalam kegiatan pembangunan masjid. Upaya ini merupakan bagian untuk perluasan masjid di ponpes yang tidak mampu lagi menampung para santri.

"Kita memang programkan perluasan masjid. Mudah-mudahan dapat dukungan semua pihak sehingga masjid bisa diselesaikan untuk kegiatan ibadah para santri. Saat ini para santri kerja bakti membantu tukang bangunan," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)