Dilepas Goweser Jogja Peduli, Relawan ACT Lanjut Bersepeda ke Banten

Sabtu, 23 Februari 2019 - 20:13 WIB
Dilepas Goweser Jogja Peduli, Relawan ACT Lanjut Bersepeda ke Banten
Seratusan pesepeda di Yogyakarta yang tergabung dalam Goweser Jogja Peduli mengadakan gowes bersama dan penggalangan dana untuk membantu nelayan Banten di Tugu Yogyakarta, Jumat (22/2/2019). FOTO/IST
A A A
YOGYAKARTA - Bentuk kepedulian untuk masyarakat terdampak tsunami Selat Sunda bisa datang dari mana saja. Walaupun bencana tsunami Selat Sunda sudah terjadi tiga bulan lalu, akan tetapi kondisi masyarakat khususnya para nelayan di Banten masih merasakan duka mendalam karena hingga kini perahu-perahu yang biasa digunakan melaut masih rusak.

Berangkat dari rasa keprihatinan untuk membantu menghidupkan kembali perekonomian nelayan di Banten, sebanyak seratusan pesepeda di Yogyakarta yang tergabung dalam Goweser Jogja Peduli mengadakan gowes bersama dan penggalangan dana di Tugu Yogyakarta, Jumat (22/2/2019) pagi.

"Kita gowes bersama untuk tujuan kemanusiaan yaitu membantu para nelayan Banten yang hingga saat ini mata pencahariannya masih terhenti. Selain itu juga melepas Mas Akbar untuk melanjutkan Gowes ke Semarang dan akan berakhir di Banten," kata Ketua Goweser Jogja Peduli yang biasa dipanggil Mbah Kung di sela-sela pelepasan.

Memang selain melakukan Gowes bersama, tujuan acara tersebut adalah untuk melepas Mas Akbar yang sudah bersepeda dari Surabaya sejak 17 Februari lalu, sambil menggalang kepedulian di setiap titik pemberhentian.

Akbar sendiri merupakan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) asal Makassar yang memiliki jiwa sosial tinggi. Akhir September tahun lalu ketika kota Palu, Sigi dan Donggala diguncang gempa ia turut turun membantu. Bahkan ketika pesisir Pantai Pandeglang, Banten diterjang ombak tsunami dengan segara ia berangkat ke Banten untuk turut serta menjadi relawan kemanusiaan.

Berbekal keprihatinanannya terhadap kondisi nelayan di Pesisir Banten yang hingga kini belum bisa malaut, ia kemudian memutuskan melakukan gowes dari Surabaya–Banten dengan jarak total 1.100 km. Bersepeda untuk menggalang kepedulian untuk masyarakat pesisir Banten yang kondisinya hingga kini belum pulih.

"Di pesisir Pantai Pandeglang ada sekitar 400-an kapal nelayan masih rusak akibat tsunami, bahkan sebagian masih belum diangkat dari dasar laut. Padahal untuk makan sehari-hari mereka dapat dari hasil melaut itu," tutur Akbar sembari mengajak para Goweser mendoakan para nelayan Banten.

Sementara itu, Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto menyampaikan "Sudah sewajibnya kita menaruh rasa kepedulian yang besar kepada saudara-saudara yang saat ini sedang kesusahan, utamanya masyarakat terdampak tsunami di Banten maupun di Lampung. Apapun bentuknya, besar maupun kecil semoga bisa meringankan beban duka mereka," katanya saat memberi sambutan bersama para komunitas pesepeda Yogya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8645 seconds (0.1#10.140)