Gus Miftah: Hati-Hati Jika Ada yang Koar-Koar Indonesia Tak Perlu NU

Sabtu, 23 Februari 2019 - 11:53 WIB
Gus Miftah: Hati-Hati Jika Ada yang Koar-Koar Indonesia Tak Perlu NU
KH Miftah Maulana Habiburrahman meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kendal untuk berhati-hati jika ada pihak yang mengatakan Indonesia tidak perlu NU. FOTO/IST
A A A
KENDAL - Kiai Nyentrik asal Sleman, Yogyakarta KH Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab dipanggil Gus Miftah meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Kendal untuk berhati-hati jika ada pihak-pihak yang gembar-gembor bahwa di Indonesia tidak perlu NU. Kelompok ini sering menyatakan yang terpenting masyarakat tetap menganut paham Ahlusunnah Wal Jamaah.

Hal tersebut disampaikan Gus Miftah di hadapan sekitar 3.250 warga NU yang menghadiri Pengajian Umum dan Gema Salawat dalam rangka peringatan Harlah ke-93 NU, HUT ke-29 BPR Nusamba Cepiring, dan Lazisnu Kendal Award 2019, Kamis (21/2/2019) di GOR Bahurekso Kendal.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Rois Syuriah PCNU Kendal KH Izzudin Abdussalam, Ketua PCNU Kendal KH M Danial Royyan, Dirut Bank Nusamba Cepiring Bambang Susanto, Wakil Bupati Kendal Masrur Masykur, Forkopimda, Ketua MWC dan Ranting NU Se Kabupaten Kendal, para pengurus NU CARE LAZISNU tingkat Kecamatan dan Desa, serta masyarakat umum.

"Yang koar-koar seperti itu, sebenarnya justru ingin menghancurkan faham ahlussunnah wal jamaah secara pelan-pelan. Jadi kalau ada yang bilang tidak usah NU–NUan, yang penting aswaja, jangan percaya," katanya.

Gus Miftah melanjutkan, dahulu negara-negara di timur tengah sebagian besar menganut faham ahlussunnah wal jamaah. Namun lambat laun, faham tersebut pudar dan berganti dengan faham-faham lain karena perkembangan zaman dan pergantian kekuasaan. Hal tersebut dikarenakan tidak ada organisasi yang menjadi penjaga atas faham ahlussunnah wal jamaah.

"Jadi dibutuhkan jamiyah, organisasi yang kuat untuk menjaga Aswaja. Di Indonesia, NU lah yang menjadi penjaga ahlusuunah wal jamaah, oleh karena itu mereka sudah bertekad dan bergerak untuk menghancurkan NU supaya nantinya mudah mengganti faham ahlussunnah. Maka jangan mudah tertipu dengan slogan-slogan seperti itu. Kita harus selalu bangga sebagai warga NU," katanya.

Para jamaah pengajian juga dihibur oleh Veve Zulfikar yang berduet dengan Ustaz Miqdar Zulfikar, dengan berbagai lagu salawat yang sedang ngehits. Seperti Salawat Nahdliyah, Asslamualaika, Ya Habibal Qolby, Laukana Bainana Alhabib dan sebagainya. Pengajian ditutup dengan duet antara Veve, Ustaz Miqdar dan KH Amin Budi Harjono. Suasana semakin meriah ketika Kiai Budi mengajak Banser untuk maju dan bersama-sama menyanyikan lagu Mars Banser dan Syubanul Wathon (Ya lal wathon).
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3042 seconds (0.1#10.140)