Pabrik Miras Oplosan di Sidorejo Gunungkidul Digerebek, Pelaku Kabur

GUNUNGKIDUL - Jajaran Satresnarkoba Polres Gunungkidul melakukan penggerebekan pabrik minuman keras oplosan rumahan. Pelaku yang diduga pemilik pabrik berhasil kabur sehingga hanya beberapa barang bukti lapangan yang berhasil diamankan.

Kasatresnarkoba Polres Gunungkidul AKP Tri Wibowo mengatakan, penggerebekan dilakukan setelah pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait aktivitas S yang menjual minumas keras (miras) oplosan di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong. Polisi menyelidiki laporan tersebut sebelum akhirnya melakukan penggerebekan.

"Kita lakukan penggerebekan pada Jumat (28/2/2020) lalu," katanya kepada wartawan, Minggu (1/3/2020).

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menemukan miras siap edar serta bahan-bahan pembuatannya. Di antaranya tiga jeriken kosong, dua galon air mineral kosong, 50 ml perasa makanan berupa cairan berwarna kuning, satu botol frambos.

"Kita juga temukan satu botol aqua berisi sisa cairan warna kuning 200 ml, satu botol berisi sisa cairan warna coklat 200 ml, sembilan botol ukuran 1,5 liter kosong, satu teko plastik, blender dan satu torong kecil, 45 botol gepengan kosong bertulis Iceland, 13 botol kosong bulat, 45 botol gepengan kosong. Dan yang cukup mencurigakan kita temukan 1 bungkus pupuk NPK, 1 bungkus lem kayu, dan 39 tablet obat nyamuk elektrik merek Hit," katanya.

Menurutnya, lem kayu, pupuk, dan obat nyamuk itu temukan di lokasi. Pihaknya menduga bahan-bahan tersebut sebagai bagian dari oplosan. "Pelaku masih kita buru dan dugaan awal bahan-bahan berbahaya itu untuk oplosan," kata Tri Wibowo.

Saat penggerebegan, sudah tidak ada aktivitas produksi. Begitu juga dengan pelaku juga tidak berada di tempat. "Barang bukti sudah kami amankan. Sementara belum ada aduan, jika memang ada tentu nantinya akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut," katanya.

Kasubbag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Eny Nur Widiastuti mengatakan, penggerebekan merupakan bagian dari upaya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. "Terlebih lagi hal ini untuk menjaga kondusivitas wilayah Gunungkidul menjelang Pilkada 2020," katanya.