Ikan Hiu Paus Terdampar Mati di Pantai Congot Kulonprogo

Jum'at, 28 Februari 2020 - 15:23 WIB
Ikan Hiu Paus Terdampar Mati di Pantai Congot Kulonprogo
Seekor ikan hiu paus ditemukan mati dan terdampar di muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Temon, Kulonprogo. FOTO/iNews/Kuntadi
A A A
KULONPROGO - Seekor ikan hiu paus yang dalam bahasa latin Rhincodon typus ditemukan mati dan terdampar di muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Temon, Kulonprogo. Bangkai ikan ini menjadi tontonan warga setelah penemuan ini viral di media sosial. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY ikut ke lokasi untuk memeriksa ikan dan mengambil beberapa sampelnya.

"Sekitar pukul 06.00 WIB, tadi ada nelayan yang melapor ke Posko TNI AL, dan bersama-sama kita cek," kata Koordinator SAR Linmas Wilayah V Kulon Progo Aris Widyatmoko, Jumat (28/2/2020).

Saat ditemukan ikan ini terdampar di muara Sungai Bogowonto dalam kondisi mati. Agar tidak terbawa arus ke tengah, akhirnya diikat menggunakan tali. Menjelang siang, ikan ini ditarik ke daratan setelah banyak warga berdatangan.

Kabar adanya ikan yang lebih dikenal dengan Naga Lintang ini, menarik warga untuk berdatangan. Bahkan petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo ikut mengecek. Ikan ini panjangnya mencapai 4,90 meter. Agar tidak rusak, petugas kepolisian memasang garis polisi di sekitar ikan tersebut. "Ikannya belum bau, masih segar. Nanti bagaimana akan kita menunggu dari BKSDA," katanya.

Aris meyakini ikan yang mati ini merupakan ikan hiu yang dalam beberapa hari muncul di pantai. Bahkan ikan ini sempat terdampar di tepian pada Minggu lalu di Pantai Glagah. Sedangkan pada Rabunya, kembali terdampar di Pantai Garongan, tapi bisa kembali ke tengah. Hingga kemarin pagi kembali muncul di Glagah, dan hari ini ditemukan mati. "Sepertinya sama dengan yang muncul beberapa hari lalu," ujarnya.

Tim BKSDA DIY yang datang langsung melakukan pemeriksaan dari luar dan dalam. Mereka mengukur panjang ikan dari berbagai sisi, termasuk memeriksa kondisi mulur dan dubur ikan. Petugas kemudian membedah bagian perutnya untuk mengambil beberapa organ. Seperti hati, usus dan beberapa bagian organ dalam untuk nantinya diperiksa di laboratorium.

"Kita belum bisa pastikan penyebabnya, nanti akan diperiksa di lab," kata dokter hewan BKSDA DIY, Yuni Tita Sari.

Dari pemeriksaan yang ada, di saluran pencernaanya banyak ditemukan pasir. Kemungkinan pasir ini masuk karena dalam beberapa hari ini terdampar di pantai. Sedangkan kondisi lainnya masih bagus. Hanya pada hatinya ada sedikit masalah. Namun untuk memastikan tetap harus menjalani uji lab.
"Kalau jenis kelaminnya betina dan ini masih tergolong kecil," ujarnya.

Setelah dilakukan pembedahan, BKSDA menyarankan agar bangkai ikan ini dikubur. Sebab ikan yang mati merupakan ikan liar, yang bisa membawa potensi penyakit zoonosis. "Kita sarankan untuk dikubur saja," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0100 seconds (0.1#10.140)