Ada Restu Gus Dur dalam Perjalanan Kepemimpinan Jokowi

Jum'at, 22 Februari 2019 - 18:36 WIB
Ada Restu Gus Dur dalam Perjalanan Kepemimpinan Jokowi
Saat masih menjabat Wali Kota Solo, Jokowi pernah disebut KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur bahwa suatu saat bakal menjadi presiden. FOTO/DOK/SINDOphoto
A A A
SOLO - Acara cerita menarik dalam perjalanan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat masih menjabat Wali Kota Solo, Jokowi pernah disebut KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur bahwa suatu saat bakal menjadi Presiden.

Kisah itu disampaikan Ketua Panitia Haul ke-9 Gus Dur di Solo, Hussein Syifa. Pernyataan Gus Dur itu terlontar pada 8 Januari 2006 silam. Kala itu, di Solo ada acara dengan tema Njejegake Sakaguru Nusantara (Menegakkan Kembali Sokoguru Nusantara) dengan mendatangkan
Gus Dur. Saat kedatangannya ke Solo, Gus Dur disinggahkan oleh panitia ke Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo.

"Saat itu bertemu dengan beberapa orang, termasuk di antaranya Pak Jokowi yang menjadi Wali Kota Solo," kata Hussein Syifa di Solo, Jumat (22/2/2019). (Baca Juga: Haul Gus Dur di Kota Solo Bakal Dihadiri 101.000 Orang)

Dalam pertemuan, muncul beragam obrolan ringan. Ketika Gus Dur tengah bercerita tentang kisah wayang Dewaruci, datang KH Moeslim Rifai Imampuro (Mbah Liem) yang kini telah wafat. Sesaat setelah kedatangannya, pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muttaqien Pancasila Sakti meminta Gus Dur menjadi presiden lagi.

Menanggapi permintaan itu, Gus Dur menjawab dalam Bahasa Jawa, intinya adalah terpenting tiang Nusantara harus berdiri kokoh dulu. Gus Dur lalu menyebut bahwa Jokowi nanti juga bisa jadi presiden karena kriteria syaratnya telah terpenuhi.

Pada saat itu, Jokowi yang berada di sisi kiri Jokowi hanya tersenyum. "Tidak ada reaksi berlebihan dari Pak Jokowi. Hanya tersenyum dan tenang," ucapnya.

Jokowi juga tidak menunjukkan reaksi kaget atas pernyataan mantan Presiden keempat RI tersebut. Restu Gus Dur ke Jokowi ternyata telah ada sejak maju dalam Pemilihan Wali Kota Solo. Pada masa itu, dukungan internal Parta Kebangkitan Bangsa (PKB) di Solo terbelah. Ada yang mendukung Slamet Suryanto (calon incumbent), Achmad Purnomo (kini Wakil Wali Kota Solo).

Ternyata dalam penjaringan internal DPW PKB Jawa Tengah, suara dari bawah yang kuat justru Jokowi. Hal itu juga disampaikan kepada Gus Dur. "Kalau Solo terserah njenengan (Anda), jenengan sing langkung ngertos (paling tahu)," ucap Hussein Syifa menirukan ucapan Gus Dur.

Sinyal dari Gus Dur itu lalu disampaikan kepada KH Abdurahman Chudlori. Sehingga dalam Haul Gus Dur di Solo, pihaknya mengundang Jokowi sebagai mantan Wali Kota karena ada keterkaitan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4728 seconds (0.1#10.140)