Banjir Rendam Sekolah di Pekalongan, Siswa Belajar di Masjid

Rabu, 26 Februari 2020 - 10:54 WIB
Banjir Rendam Sekolah di Pekalongan, Siswa Belajar di Masjid
Ruang kelas SMPN 3 Tirto, Kabupaten Pekalongan terendam banjir, Rabu (26/2/2020) pagi. FOTO/iNews/SURYONO
A A A
PEKALONGAN - Sejumlah wilayah di Pekalongan hingga Rabu (26/2/2020) pagi masih terendam banjir. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) di empat SMP negeri dan 12 SD negeri lumpuh total. Siswa terpaksa belajar di masjid dekat sekolah yang tidak kebanjiran.

Salah satu sekolah yang terparah adalah SMPN 3 Tirto, Kabupaten Pekalongan. Di sekolah ini air merendam hampir satu meter atau sepinggang orang dewasa. Aktivitas kegiatan belajar mengajar tak bisa dilakukan karena tingginya genangan air, bahkan try out ujian nasional juga akan ditunda karena banjir.

Jalan masuk ke sekolah ini juga terendam dan harus melintas di genangan berkisar satu meter dengan kondisi air menghitam, berbau serta gatal. Kondisi sekolah sangat memprihatinkan, halaman, selasar dan seluruh ruangan kelas terendam setinggi meja belajar, sehingga barang-barang basah semua dan hanya sebagian yang bisa diselamatkan.

Sebanyak 269 siswa SMPN 3 tirto harus belajar di lantai dua masjid Jami An Nur, yang berjarak sekitar 500 meter dari sekolah tersebut. Kondisi siswa harus menjadi satu ruangan tak ada meja sehingga harus lesehan.

"Untuk siswa terkasa kita pindahkan ke masjid ini dengan kondisi seadanya. Kegiatan adminstrasi sekolah terpaksa dipindahkan ke masjid dekat lokasi ini yang tidak kebanjiran. Kami berharap ada penanganan sehingga banjir tidak selalu merendam sekolah ini," kata Kepala SMP N 3 Tirto, Sunari.

Banjir Rendam Sekolah di Pekalongan, Siswa Belajar di Masjid


Kegiatan try out di sekolah tersebut ditunda pekan depan dan jika belum surut akan dipindah ke lokasi lain. Sejumlah siswa mengaku kesulitan belajar karena rungan menjadi satu dan bising.

"Kami kesulitan belajar karena ruangan hanya ada satu dan siswa bergerombol sesuai kelasnya. Guru saat menerangkan sering tidak terdengar karena menjadi satu dengan kelas lain. Mengerjakan tugas guru juga sulit karena bising," kata Muhamad Riski siswa kelas 9.

Sumarwati, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Pekalongan menyebutkan kondisi saat ini memang sangat memprihatinkan. "Ada empat SMP Negeri yang tidak bisa kegiatan belajar mengajar di sekolah, yaitu SMPN 1/2 dan 3 Tirto serta SMPN Wonokerto. Selain itu ada 14 SD negeri yang terendam banjir, sebagian terpaksa belajar dirumah akrena tingginya baniir kali ini," katanya, Rabu (26/2/2020).

Sementara itu, banjir di lingkungan dan rumah warga juga masih sangat tinggi, sekitar satu meter bahkan lebih. Saat ini masih ribuan rumah terendam di Kecamatan Tirto, terutama di Desa Sepacar, Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, Karangjompo. Selain itu, di Kecamatan Wonokerto di Desa Tratebang, Wonokerto Kulon, Wonokerto, Bebel, Jambean. Kecamatan Wiradesa di Desa Bener, Pesanggrahan dan Pekuncen.

Masih ada sekitar 1.500 pengungsi bertahan di sejumlah lokasi seperti masjid dupantex, aula Kopindo dan sejumlah musala serta rumah warga.

Di Kota Pekalongan masih ada 2.000 pengungsi, mereka menempati sejumlah lokasi pengungsian. Lokasi pengungsian seperti Stadion Hoegeng Kraton, masjid juga musala serta sekolah yang dekat dengan lokasi banjir.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.1616 seconds (0.1#10.140)