Diusulkan Jadi Geo Heritage, Tim Verifikasi Cek Bukit Pandawa Sleman

Selasa, 25 Februari 2020 - 14:45 WIB
Diusulkan Jadi Geo Heritage, Tim Verifikasi Cek Bukit Pandawa Sleman
Tim Tim Verifikasi Kawasan Cagar Alam Geologi dan Warisan Geologi mengecek Buit Pandawa di Dusun Jering, Sidorejo, Godean, Sleman. FOTO/SINDOnews/AINUN NAJIB
A A A
SLEMAN - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kaya akan potensi alam. Seperti di Sleman, sebuah bukit yang bernama Pandawa tengah diusulkan menjadi Geo Heritage.

Tim Verifikasi Kawasan Cagar Alam Geologi dan Warisan Geologi, Selasa (15/02/2020), melakukan pengecekan lapangan di Dusun Jering, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Sleman. Jika usulan ini disetujui, bukit yang oleh warga sekitar dikenal dengan sebutan Gunung Wungkal ini bisa menjadi objek wisata baru serta bisa menjadi pusat penelitian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Peneliti Utama Badan Geologi Kementerian ESDM Hanang Samudra mengatakan, Gunung Wungkal bisa menjadi wilayah konservasi untuk edukasi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi wisata geo heritage.

"Gungung Wungkal ini sangat layak menyandang status sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi dan Warisan Geologi. Bebatuan yang ada di sana berusia lebih dari 40 juta tahun lalu," katanya.

Hanang menambahkan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar usulan Gunung wungkal ini bisa ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi. Setelah melalui uji verifikasi lapangan, tahap selanjitnya adalah pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Pemda DIY.

"Di FGD ini nanti akan dibahas apakah kawasan ini bisa menjadi lahan konservasi. Jika disetujui maka akan ada konsekuensi yang harus dilakukan jika ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi," katanya.

Menurut Hanang Samudra, peran serta masyarakat masyarakat sekitar juga menjadi kunci. Apakah mereka mau untuk ikut menjaga kawasan ini. Sebab jika sudah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi maka kawasan ini harus dilindungi.

Sementara itu, peneliti senior UPN Veteran Yogyakarta Prof Bambang Prastistho yang juga ikut turun tangan melakukan verifikasi menyebut bebatuan yang ada di Gunung Wungkal sangat unik.

"Bebatuan ini jarang dimiliki oleh daerah lain. Ini harus dipertahankan dan harus dikonservasi untuk dipelajari untuk anak cucu kita," katanya.

Menurut Prof Bambang, di beberapa wilayah di DIY ada beberapa tempat yang sudah ditetapkan sebagai Geoheritage di antaranya adalah Tebing Breksi, Gunung Gamping, Lava Bantal (Sleman), Gumuk Pasir Parangtritis (Bantul), Gunung Api Purba Ngelanggran, Kali Ngalang, dan Gunung Batur (Gunungkidul). Kemudian ada Gua Kiskendo, dan Penambangan Mangaan di Kulonprogo.

"Di kawasan itu tidak diperbolehkan adanya penambangan, alamnya harus tetap dijaga meski diperbolehkan untuk wisata," katanya.

Anggota Tim Pengusulan Geo Heritage DIY, Jatmika Setiawan mengatakan, usulan agar Gunung Wungkal atau Bukit Pandawa ditetapkan sebagai kawasan Geo Heritage tinggal menunggu persetujuan Kementerian Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM). Jika kawasan tersebut sudah menjadi kawasan pariwisata diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Ini yang terjadi di Tebing Breksi dan Lava Bantal. Dalam setahun Tebing Breksi bisa memperoleh pendapatan Rp4 miliar dan Lava Bantal Rp2 miliar," katanya.

Bukit Pandawa ini berada di lokasi proyek perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Godean Hills. Direktur Utama PT Dewi Sri Sejati Alim Sugiantoro, pengembang Godean Hills mengaku mendukung penuh upaya pemerintah untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai geo heritage di DIY.

"Tentu kami mendukung upaya pemerintah ini. (Harapannya) Pertengahan tahun ini akan ditetapkan sebagai kawasan geo heritage, dan masyarakat sekitar juga bisa diberdayakan," kata Halim.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4486 seconds (0.1#10.140)