Virus Corona Tewaskan 2.470 Orang di Dunia, Ini Data Sebaran Korban
A
A
A
JAKARTA - Virus conan jenis baru, Covid-19 telah menjadi wabah penyakit yang menakutkan. Hingga Senin (24/2/2020) pagi ini, virus mematikan ini telah membunuh 2.470 orang di dunia. Korban meninggal terbanyak berada di China, sebanyak 2.444 orang, disusul Iran 8 orang.
Berikut data korban akibat Covid-19 yang dikutip SINDOnews.com dari situs pelaporan online worldometers.info:
Korban Meninggal:
Jumlah Kasus atau Orang Terinfeksi:
Presiden China Xi Jinping mengatakan pada hari Minggu bahwa epidemi virus Corona baru adalah keadaan darurat kesehatan publik terbesar di negara komunis itu, tetapi negara-negara lain juga berjuang melawan wabah mematikan.
"Epidemi ini adalah darurat kesehatan masyarakat terbesar sejak berdirinya Republik Rakyat pada 1949," kata Xi, seperti dikutip AFP.
"Ini adalah krisis bagi kami dan ini adalah ujian besar," ujarnya dalam sambutan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah.
Dalam pengakuan yang langka, pada pertemuan untuk mengoordinasikan perang melawan virus, Xi menambahkan bahwa China harus belajar dari kekurangan nyata yang terlihat selama respons terhadap Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji Beijing karena menangani epidemi ini, tetapi China dikritik publik di dalam negeri karena membungkam peringatan dini dari seorang dokter whistleblower, Li Wenliang, yang kemudian meninggal karena virus tersebut.
Berikut data korban akibat Covid-19 yang dikutip SINDOnews.com dari situs pelaporan online worldometers.info:
Korban Meninggal:
China | 2.444 orang (termasuk 2 korban meninggal terbaru) |
Kapal pesiar Diamond Princes | 3 orang (termasuk 1 korban meninggal terbaru) |
Korea Selatan | 6 Orang (termasuk 4 korban meninggal terbaru) |
Jepang | 1 orang |
Hong Kong | 2 Orang |
Iran | 8 Orang (termasuk 2 korban meninggal terbaru) |
Taiwan | 1 Orang |
Prancis | 1 Orang |
Filipina | 1 Orang |
Jumlah Kasus atau Orang Terinfeksi:
China | 76.942 orang |
Kapal pesiar Diamond Princess | 691 orang (termasuk empat warga Indonesia) |
Korea Selatan | 602 orang |
Italia | 157 Orang |
Jepang | 146 Orang |
Singapura | 89 Orang |
Hong Kong | 74 Orang |
Iran | 43 Orang |
Thailand | 35 Orang |
Amerika Serikat | 35 Orang |
Taiwan | 28 Orang |
Australia | 22 Orang |
Malaysia | 22 Orang |
Jerman | 16 Orang |
Vietnam | 16 Orang |
Inggris | 13 Orang |
Uni Emirat Arab | 13 Orang |
Prancis | 12 Orang |
Kanada | 10 Orang |
Macao | 10 Orang |
Filipina | 3 Orang |
India | 2 Orang |
Israel | 2 Orang |
Rusia | 2 Orang |
Spanyol | 2 Orang |
Belgia | 1 Orang |
Kamboja | 1 Orang |
Mesir | 1 Orang |
Finlandia | 1 Orang |
Lebanon | 1 Orang |
Nepal | 1 Orang |
Sri Lanka | 1 Orang |
Swedia | 1 Orang |
Irak | 1 Orang |
Presiden China Xi Jinping mengatakan pada hari Minggu bahwa epidemi virus Corona baru adalah keadaan darurat kesehatan publik terbesar di negara komunis itu, tetapi negara-negara lain juga berjuang melawan wabah mematikan.
"Epidemi ini adalah darurat kesehatan masyarakat terbesar sejak berdirinya Republik Rakyat pada 1949," kata Xi, seperti dikutip AFP.
"Ini adalah krisis bagi kami dan ini adalah ujian besar," ujarnya dalam sambutan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah.
Dalam pengakuan yang langka, pada pertemuan untuk mengoordinasikan perang melawan virus, Xi menambahkan bahwa China harus belajar dari kekurangan nyata yang terlihat selama respons terhadap Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji Beijing karena menangani epidemi ini, tetapi China dikritik publik di dalam negeri karena membungkam peringatan dini dari seorang dokter whistleblower, Li Wenliang, yang kemudian meninggal karena virus tersebut.
(amm)