Mahfud MD Ingatkan Masyarakat Kembali Hidup Dalam Harmoni

Rabu, 20 Februari 2019 - 21:00 WIB
Mahfud MD Ingatkan Masyarakat  Kembali Hidup Dalam Harmoni
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Profesor Mahfud MD bersama sejumlah tokoh saat dialog kebangsaan di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/2/2019). FOTO/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Profesor Mahfud MD mengingatkan kembali agar masyarakat hidup dalam harmoni. Pesta politik yang diwujudkan dalam pemilu yang kini berlangsung, dinilai mulai mengganggu harmoni di tengah tengah masyarakat.

“Kami mengingatkan bahwa pemilu hanya jalan untuk membangun kemajuan lebih lanjut,” kata Mahmud MD usai Dialog Kebangsaan dengan tema merawat harmoni dan kebangsaan yang digelar di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/2/2019).

Dalam kesempatan itu juga hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Alissa Wahid (puteri Gus Dur), serta sejumlah tokoh, di antaranya Muhammad Tafsir dan KH Dian Nafi’.

Masyarakat tidak perlu bertengkar secara berkelanjutan. Solo menjadi salah satu tempat yang tepat untuk menggemakan harmoni di masyarakat karena memiliki karakter yang halus, seperti halnya Yogyakarta. “Sehingga harmoni bisa distel dari rasa kemanusiaan kita. Agar hidup bernegara, berkesatuan dan berideologi Pancasila secara kokoh
Menuju masyarakat yang adil dan makmur,” tandasnya.

Sedangkan dalam pidatonya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menyebut berita hoax yang muncul ada yang diterima masyarakat sebagai sesuatu yang benar. Seperti isu 7 kontainer surat suara yang telah tercoblos, ternyata ada orang yang percaya. Sehingga proses pemilu yang kini berjalan dianggap hanya main main. Hoax yang berseliweran dinilai cukup membahayakan karena dapat memecah belah.

Untuk itu, dirinya berkeliling dengan sejumlah tokoh, termasuk bersama tokoh tokoh setempat, melakukan dialog kebangsaan. Topik yang diangkat berbeda beda namun pada intinya merawat harmoni dan persatuan. Pancasila sebagai ideologi negara tak akan terganti. Dan siapa yang akan menggantinya pasti akan kalah. Pancasila menjadi tempat kembali ketika terjadi problem. Termasuk juga problem konstitusional resmi di kelembagaan.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7088 seconds (0.1#10.140)