Mahfud MD: Saling Mengkafirkan dalam Pemilu Rongrong Ikatan Kebangsaan

Rabu, 20 Februari 2019 - 14:41 WIB
Mahfud MD: Saling Mengkafirkan dalam Pemilu Rongrong Ikatan Kebangsaan
Mahfud MD saat Dialog Kebangsaan Seri V di Stasiun Tugu Yogyakarta, Rabu (20/2/2019). FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
YOGYAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan kondisi politik menjelang Pemilu 2019 membahayakan dan merongrong ikatan kebangsaan. Hal ini karena seseorang dengan mudah menyerang dan cepat mengkafirkan orang lain yang beda pilihan politik.

"Karena pemilu orang saling mengkafirkan, mengungkit-ungkit kesalahan orang yang belum tentu benar, ini membahayakan," kata Mahfud MD dalam Dialog Kebangsaan Seri V di Stasiun Tugu Yogyakarta, Selasa (19/2/2019) malam.

Menurutnya, saat ini orang sudah saling tuding dengan berbagai intrik. Mulai dari intrik pro asing, yang satu pro pribumi. Satu China, satu pribumi, satu Arab, satu Jawa, satu luar Jawa. "Tentu saja hal ini membahayakan bangsa," katanya.

Mahfud melanjutkan dengan kebiasaan saling tuding yang semakin nyata, hal ini jelas merongrong ikatan bangsa dan negara, merongrong politik kebangsaan. "Misalnya karena pemilihan umum, orang saling mengkafirkan," kata Guru Besar Fakultas Hukum UII ini.

Pakar Hukum Tata Negara ini mengajak masyarakat mengedepankan politik kebangsaan. Ini lantaran politik kebangsaan lebih tinggi dari pada politik praktis seperti Pemilu. "Politik kebangsaan adalah high politics, sedangkan pemilihan umum adalah politik tingkat bawah atau low politics. Kepentingannya hanyalah pemilu," kata Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini.

Untuk itu, Mahfud mengajak semua lapisan masyarakat menyambut pemilu seperti pesta. Dengan demikian tidak ada kesedihan tapi kegembiraan. "Di dalam pesta, boleh memilih makanan apa saja yang disediakan. Kemudian saling tersenyum satu dengan yang lain, saling berpelukan lalu berpisah. Mudah-mudahan bertemu di pesta berikutnya," ungkapnya.

Mahfud juga mengingatkan bahwa Indonesia betapa anugerah yang luar biasa tentang Indonesia, terbangun dalam kebersatuan. Indonesia terdiri dari 1.360 suku dengan 762 bahasa. Dalam undang-undang ada enam agama yang diakui.

Belum lagi dengan kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau. Jumlah penduduknya 260 juta lebih. "Saat Indonesia merdeka, jumlah penduduk baru sekitar 70-75 juta penduduk. Mereka bersatu membangun Indonesia dan merdeka, karena semangat nasionalisme," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4761 seconds (0.1#10.140)