Telusuri Penderita HIV/AIDS, DKK Salatiga Intensifkan Deteksi Dini
A
A
A
SALATIGA - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga bersama Komisi Penanggulangan AIDS mengintensifkan program deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan HIV melalui voluntary conseling and testing (VCT) di sejumlah perusahaan. Ini untuk menelusuri pengidap HIV/AIDS di Salatiga agar bisa dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
Sekretaris DKK Salatiga Marhadi mengatakan, pemeriksaan VCT di sejumlah tempat harus dilakukan karena masyarakat tidak mau melakukan pemeriksaan secara mandiri. Padahal DKK telah memberikan fasilitas pemeriksaan VCT di semua Puskesmas dan rumah sakit secara gratis dan menjamin kerahasiaan identitasnya.
"Karena itu, kami bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dan PMI dalam melakukan pemeriksaan VCT untuk menelusuri pengidap HIV/AIDS. Kami juga terus melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat dan melakukan pemeriksaan screening IMS (Inveksi Menular Sexual)," katanya, Selasa (18/2/2020).
Menurut dia, apabila kesadaran masyarakat untuk melakukan cek kesehatan tinggi, maka penanganan dan pencegahan penularan HIV/AIDS akan lebih optimal. "Pengidap HIV/AIDS tidak bisa dideteksi secara kasat mata. Maka dari itu, kami mengimbau masyarakat untuk pro aktif memeriksakan diri sehingga diketahui terjangkit HIV atau tidak. Bila terjangkit bisa dilakukan penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara itu, pengelola Program Komisi Penanggulan AIDS Kota Salatiga Rahayunis menyebutkan, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Salatiga pada 2019 lalu bertambah 13 orang. Mereka adalah kalangan wiraswasta dan ibu rumah tangga (RT).
"Hingga akhir 2019 lalu jumlah total pengidap HIV/AIDS mencapai 284 orang. Sebanyak 68 orang di antaranya sudah meninggal dunia. Jadi sampai saat ini jumlah pengidap HIV/AIDS di Salatiga sebanyak 216 orang," katanya.
Dia berharap, tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini guna mendeteksi penyakit menular bisa meningkat. Sehingga bisa upaya penanganan dan pencegahaan bisa cepat dan tepat.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengucilkan para ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Sebab virus HIV/ AIDS tidak gampang menular. Tidak seperti virus corona atau TBC, yang mudah menular ke orang lain," katanya.
Sekretaris DKK Salatiga Marhadi mengatakan, pemeriksaan VCT di sejumlah tempat harus dilakukan karena masyarakat tidak mau melakukan pemeriksaan secara mandiri. Padahal DKK telah memberikan fasilitas pemeriksaan VCT di semua Puskesmas dan rumah sakit secara gratis dan menjamin kerahasiaan identitasnya.
"Karena itu, kami bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dan PMI dalam melakukan pemeriksaan VCT untuk menelusuri pengidap HIV/AIDS. Kami juga terus melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat dan melakukan pemeriksaan screening IMS (Inveksi Menular Sexual)," katanya, Selasa (18/2/2020).
Menurut dia, apabila kesadaran masyarakat untuk melakukan cek kesehatan tinggi, maka penanganan dan pencegahan penularan HIV/AIDS akan lebih optimal. "Pengidap HIV/AIDS tidak bisa dideteksi secara kasat mata. Maka dari itu, kami mengimbau masyarakat untuk pro aktif memeriksakan diri sehingga diketahui terjangkit HIV atau tidak. Bila terjangkit bisa dilakukan penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara itu, pengelola Program Komisi Penanggulan AIDS Kota Salatiga Rahayunis menyebutkan, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Salatiga pada 2019 lalu bertambah 13 orang. Mereka adalah kalangan wiraswasta dan ibu rumah tangga (RT).
"Hingga akhir 2019 lalu jumlah total pengidap HIV/AIDS mencapai 284 orang. Sebanyak 68 orang di antaranya sudah meninggal dunia. Jadi sampai saat ini jumlah pengidap HIV/AIDS di Salatiga sebanyak 216 orang," katanya.
Dia berharap, tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini guna mendeteksi penyakit menular bisa meningkat. Sehingga bisa upaya penanganan dan pencegahaan bisa cepat dan tepat.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengucilkan para ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Sebab virus HIV/ AIDS tidak gampang menular. Tidak seperti virus corona atau TBC, yang mudah menular ke orang lain," katanya.
(amm)