Usai ke Luar Negeri, Satu Pasien Diisolasi di RSUD Kajen

Senin, 17 Februari 2020 - 18:05 WIB
Usai ke Luar Negeri, Satu Pasien Diisolasi di RSUD Kajen
Kabid Pelayanan Medis RSUD Kajen Imam Prasetyo memberikan keterangan pers terkait adanya pasien yang diisolasi setelah mengalami demam usai bepergian ke luar negeri. FOTO/iNews/SURYONO SUKARNO
A A A
PEKALONGAN - Seorang perempuan di Kabupaten Pekalongan dirawat di ruang isolasi RSUD Kajen. Pasien berinisial N tersebut mengeluhkan demam tinggi paska bepergian ke luar negeri, dan bareng penumang asal China saat di dalam pesawat.

Sebagai diagnosa awal, N bukan suspect virus corona tapi mengalami prolonged fever atau demam berkepanjangan, tipus, demam tifoid, dan infeksi saluran pernapasan atas. Meski begitu, sebagai sesuai dengan SOP, RSUD Kajen pun mengisolasi pasien tersebut. Jika kondisi sudah membaik, maka akan dipindah ke ruang perawatan.

Kabid Pelayanan Medis RSUD Kajen Imam Prasetyo, meminta maaf atas postingan yang viral di medsos atas dugaan pasien suspect corona di ruang isolasi RSUD Kajen. Menurutnya, status itu di-posting oleh pegawai RSUD Kajen. Pihaknya juga telah memberikan pembinaan kepada pegawai tersebut.

"Kami mohon maaf yang mem-posting di Facebook dari pegawai RS tapi bukan perawat. Sudah terlanjur viral maka perlu diklarifikasi. Kami sudah lakukan pembinaan dan tindak lanjut kepada pemposting. Share harus resmi dari rumah sakit. Hal ini sudah membuat kegaduhan," katanya, Senin (17/2/2020).

Disebutkan, pasien itu sudah dirawat di ruang isolasi sejak dua hari lalu. Menurutnya, pasien itu mengeluh demam sejak 3 Februari 2020 dan disertai batuk. Sebelumnya, pasien ini bepergian ke Malaysia pada 1 Februari 2020.

"Pasien itu pulang dari Malaysia pada 3 Februari, dan mendarat di Bandara Ahmad Yani. Dalam satu pesawat yang ditumpanginya, ada warga negara China. Saat di bandara, warga China itu diisolasi, dan pasien ini boleh pulang," katanya.

Dikatakan, untuk penumpang dari China yang diisolasi itu belum diketahui apakah suspect virus corona atau bukan. Namun yang jelas setelah tiba di rumah, N mengeluh demam, sehingga dirawat di ruang isolasi RSUD Kajen.

"Masa inkubasi corona itu 2 sampai 14 hari. Jika pasien itu berangkat tanggal 1 Februari, maka pasien itu sudah melewati masa inkubasinya. Secara teknis, jika corona pasti kondisinya sudah jelek. Jika kondisi membaik ya seharusnya sudah membaik tidak ada keluhan. Namun hingga kemarin pasien masih mengeluh panas tinggi," katanya.

Imam menyatakan, dari segi pemeriksaan rontgen hasilnya bagus, tidak menunjukkan adanya pneumonia dan tidak sesak napas. "Pasien hanya panas dan batuk," katanya.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosanya tipus positif, bukan suspect virus corona, tapi prolonged fever atau demam berkepanjangan, demam tifoid, dan infeksi saluran pernafasan atas.

"Setelah dirawat dua hari, pasien ini sudah membaik. Demam turun dari 39 menjadi 36 derajat Celcius. Kondisi suhu tubuh sudah baik dan tanda vitalnya sudah baik," katanya.

Diakuinya, pasien itu dirawat dulu di ruang isolasi sebagai bentuk kewaspadaan dan sesuai dengan SOP. "Ini bentuk kewaspadaan dan sesuai SOP, maka dirawat di ruang isolasi dulu. Kita juga konsultasikan ke bagian lab patologi klinik kita untuk dilakukan swab. Tapi karena tidak suspect, maka tidak dilakukan swab. Swab ambilnya di tenggorokan bagian dalam dan hasilnya dikirim ke Jakarta, tapi bukan suspect ya tidak dilakukan itu," kata dia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9059 seconds (0.1#10.140)