Untuk Pertama Kalinya, Pesawat Israel Pakai Wilayah Udara Sudan

Senin, 17 Februari 2020 - 13:22 WIB
Untuk Pertama Kalinya, Pesawat Israel Pakai Wilayah Udara Sudan
Rute perjalanan pesawat Israel yang menggunakan wilayah udara Sudan untuk pertama kalinya. Foto/Ynet
A A A
TEL AVIV - Untuk pertama kalinya sebuah pesawat Israel terbang melalui wilayah udara Sudan. Pesawat itu terbang ke Tel Aviv dari Kinshasa.

Pesawat awalnya lepas landas dari Israel ke Ibu Kota Republik Demokratik Kongo dan kembali ke Bandara Ben-Gurion dengan mengakses wilayah udara atau langit Sudan.

Penerbangan itu dilakukan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu dengan pemimpin sementara Sudan, Abd al-Fattah al-Burhan, di Uganda awal bulan ini. Burhan mengatakan negaranya sekarang akan mengizinkan pesawat Israel—dengan pengecualian maskapai El Al—untuk menggunakan wilayah udaranya.

Pesawat itu tidak memiliki nomor lisensi Israel tetapi terdaftar di hanggar Bandara Ben-Gurion.
Di masa lalu, ada beberapa kasus pesawat terbang baik ke atau dari Israel menggunakan wilayah udara Sudan, tetapi mereka semua harus singgah di Amman atau tujuan lain sehingga penerbangan tidak akan didaftarkan sebagai pesawat Israel.
Menurut log pesawat, pesawat itu berangkat dari Israel ke Kongo pada Senin malam, menggunakan rute yang melewati Terusan Suez, Eritrea, Ethiopia, Kenya, dan Uganda, dalam penerbangan yang memakan waktu kurang dari 7 jam.

"Gambaran untuk Sudan banyak berubah setelah saya bertemu dengan Netanyahu," kata Burhan pada konferensi pers setelah pembicaraannya dengan perdana menteri rezim Zionis tersebut, seperti dikutip Ynet, Senin (17/2/2020).

"Pertemuan itu diadakan tanpa syarat dan dikoordinasikan oleh Washington. Hasil pertemuan itu akan segera diumumkan, pertama dan terpenting meningkatkan ekonomi. Pemerintah akan memeriksa masalah kerja sama dan kemudian update Israel," katanya.

Sudan adalah negara Muslim di Afrika timur laut dengan populasi lebih dari 43 juta. Negara ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel meskipun para pakar percaya bahwa dengan membangun hubungan dengan Israel dan mengakhiri isolasi diplomatiknya, pemimpin Sudan itu bertujuan untuk membantu negaranya melewati proses modernisasi.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0173 seconds (0.1#10.140)