Pengamat Sosial UGM: Harus Ada Penyadaran Buat Video Mendidik

Sabtu, 15 Februari 2020 - 18:40 WIB
Pengamat Sosial UGM:  Harus Ada Penyadaran Buat Video Mendidik
Video Prank Berbahaya. FOTO/ Ist
A A A
YOGYAKARTA - Pengamat Sosial UGM, Hempri Suyatna mengatakan maraknya video prank di media sosial tidak terlepas dari perkembangan dan kemajuan teknologi. Sehingga pembuatan video dengan mudah dapat dilakukan dan menjadi tren. Apalagi anak-anak muda memang senang mengikuti tren baru yang dianggap gaul.

“Sesuatu yang dianggap baru kemudian menjadi tren bagi mereka, ” jelas dosen Fisipol UGM itu kepada SINDOnews Sabtu (15/2/2020).(Baca Juga: Hati-hati! Demam Video Prank Berbahaya di TikTok
Menurut Hempri hal itulah yang menyebabkan mengapa anak-anak muda suka meniru dan membuat video prank di aplikasi TikTok yang membahayakan. Mereka ingin diangap eksis dan terdepan. "Jadi ini sebagai wujud culture dan manifestasi dari mereka yang ingin eksis," terangnya.

Namun begitu, tetap harus ada pendampingan dan edukasi kepada mereka tentang bagaimana membuat video-video yang tidak membahayakan. Termasuk edukasi bahwa sesuatu yang gaul dan tren tidak harus sesuatu yang membahayakan. Sehingga harus bisa menyadarkan mereka agar tidak membuat video prank sembarang apalagi yang membahayakan.

“Penyadaran dan edukasi ini bisa internal maupun eksternal. Tetapi untuk antispasi lebih baik secara internal,” terangnya.

Seperti diketahui saat ini beredar video prank di aplikasi TiKTok. Dalam video singkat itu terlihat tiga anak, dua di kanan dan kiri melompat bersamaan, lalu anak yang di tengah hanya melihat dan saat gilirannya melompat dua temannya menekelnya hingga terjatuh.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4992 seconds (0.1#10.140)