Awal Tahun 2020 UNY Kembali Tambah Dua Guru Besar

Sabtu, 15 Februari 2020 - 16:30 WIB
Awal Tahun 2020 UNY Kembali Tambah Dua Guru Besar
Dosen Fakultas Teknik UNY, Prof Mutiara Nugraheni (kanan) dan Prof Dwi Rahdiyanta (kiri) saat membacakan pidato pengukuhan guru besar. FOTO : Dok UNY.
A A A
YOGYAKARTA - Jumlah guru besar yang dimiliki Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada awal 2020 ini kembali bertambah. Dua dosen Fakultas Teknik UNY, yakni Prof Mutiara Nugraheni dan Prof Dwi Rahdiyanta dikukuhan sebagai Guru Besar, Sabtu (15/2/2020).

Prof Mutiara Nugraheni menjadi guru besar bidang Ilmu Teknologi Pangan sedangkan Prof Dwi Rahdiyanta menjadi guru besar bidang Ilmu Pembelajaran Proses Pemesinan.

Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam rapat terbuka senat di ruang sidang rektorat, UNY. Rektor UNY Sutrisno Wibowo memimpin langsung acara tersebut. Dengan bertambahnya dua guru besar ini hingga sekarang UNY memiliki 151 guru besar.

Prof Mutiara Nugraheni dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Pengembangan Produk Berbasis Tepung Lokal Untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia’ menyoroti tentang penguatan ketahanan pangan dan derajat kesehatan masyarakat melalui inovasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan.

“Untuk itu adanya revolusi industri 4.0 harus menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri dan masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan dan peningkatan daya saing berbagai pangan lokal,” jelasnya.

Namun Inovasi pangan yang dilakukan harus berorientasi dan berdaya saing global tanpa tercabut dari akarnya, yaitu selalu berpijak pada kearifan potensi lokal Indonesia serta menjadi konsumen yang mampu memilih dan memilah pangan lokal yang berdampak positif bagi kesehatan sebagai pilihan utama.

“Minimal kita dapat mendudukkan pangan berbasis potensi lokal menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri,” tandasnya.

Sedangkan Prof Dwi Rahdiyanta dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Pengembangan Produk Berbasis Tepung Lokal Untuk Penguatan Ketahanan
Pangan dan Derajat Kesehatan Masyarakat’ menyoroti tentang proses dan pembelajaran pemesinan.

Menurutnya proses pemesinan merupakan suatu proses untuk menghilangkan dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas dan alat potong (metal cutting process) sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Sementara pembelajaran pemesinan unruk pencapaian kompetensi dalam dua hal, yaitu proses kerja dan hasil kerja (produk).

“Proses pemesinan hingga saat ini merupakan proses yang paling banyak digunakan di dalam membuat suatu komponen mesin yang lengkap dan
merupakan proses manufaktur yang memiliki peranan sentral dalam pembuatan suatu unit peralatan atau mesin,” paparnya.

Rektor UNY Prof Sutrisno Wbowo mengatakan dengan bertambahnya guru besar tersebut, bukan hanya untuk meningkatkan kualitas UNY, baik dari
sisi akademis maupun lulusannya, namun juga untuk mendukung UNY menuju world class university (universitas berkelas dunia).
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5032 seconds (0.1#10.140)