Soal Perundungan Siswi SMP, Psikolog UNY : Harus Ada Kontrol Sosial

Kamis, 13 Februari 2020 - 16:11 WIB
Soal Perundungan Siswi SMP, Psikolog UNY : Harus Ada Kontrol Sosial
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
YOGYAKARTA - Psikolog UNY, Prof Farida Hanum mengatakan bully atau perundungan yang terjadi akhir-akhir ini bukan tanpa alasan. Anak-anak menganggap itu hanya candaan dan biar viral.

Bahkan, agar menjadi terkenal kadang-kadang tingkah laku mereka ektrem. Padahal tindakan mereka yang keterlaluan tersebut, secara ilmiah sudah termasuk kekerasan. Dimana dampaknya korban bully biasaya akan tergores secara psikologis, trauma dan tidak mau sekolah.

“Pelaku merasa itu candaan, apalagi kalau dilakukan bersama-sama dengan temannya beramai-rama Sebab identitas mereka tidak jelas. Sehingga mreka tidak takut dampaknya. Padahal inikan berbahaya,” katanya, Kamis (13/2/2020).

Mengenai peristiwa perundungan di salah satu SMP Muhammadiyah di Purworejo, Farida tidak mau mengomentarinya. Sebab benar tidaknya harus ada konfirmasi dulu dari pihak yang berkompeten. Apakah itu memang terjadi atau hanya akting agar viral. Karena kejadian ini banyak. Dia mencontohkan kalau mengajar, ada mahasiswa yang tidak senang divideokan. Sehingga harus berhati-hati saat mengajar. “Karena itu perlu dipastikan apa betul kejadian itu,” tandasnya

Menurut Farida jika ini benar terjadi, maka sangat disayangkan. Kenapa guru tidak mengetahui secepatnya atau teman yang lain memberitahukannya. Ini berarti kontrol sosial lemah, apalagi kejadiannya di sekolah sehingga menjadi tanggungjawab sekolah terutama kepala sekolah dan guru.

Sebagai solusinya, maka anak-anak harus diberi pengetahuan tentang perundungan. Yaitu dengan mengundang pakar atau orang yang memperhatikan perihal perundungan. Terlebih saat ini cyber bullying sedang marak dan lagi ramai baik di kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Seperti dengan mengata-ngatai dan membuka aib di medsos.

“Karena itu penjelasan tentang bullying ini penting. Terutama bagaimana penderitaan bagi korban buly itu,” jelasnya.

Maraknya perundunganini juga tidak terlepas dari kemudahaan dan kemajuan teknologi. Terutama pemanfaatan dan pengunaan handphone oleh para
pelajar. Sebab dari hasil penelitian mahasiswanya, para pelajar itu menghabiskan waktu luangnya banyak untuk mem-bully. Karena itu, meski tidak melarang membawa handphone, tetapi harus dikasih konten sebagai media pembelajaraan, seperti ruang guru dan sejenisnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2103 seconds (0.1#10.140)