Warga Serbu Operasi Pasar Bawang Putih dan Cabai di Solo

Kamis, 13 Februari 2020 - 14:00 WIB
Warga Serbu Operasi Pasar Bawang Putih dan Cabai di Solo
Masyarakat yang antusias membeli bawang putih dan cabai dalam operasi pasar yang digelar di Pasar Gede Solo, Kamis (13/2/2020). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Operasi Pasar (OP) bawang putih dan cabai yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) di Kota Solo diserbu masyarakat, Kamis (13/2/2020) pagi. Usai dibuka Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Pasar Gede Solo, masyarakat langsung mengerubuti mobil yang menjual kedua komoditas tersebut.

Operasi Pasar di Solo dilakukan secara serentak di lima Pasar, yakni pasar Gede, Nusukan, Ledoksari, Harjodaksino, dan Pasar Gading. Bawang putih yang dilepas sebanyak 12 ton dengan harga Rp30.000 per kg, cabai rawit merah dan cabai besar sebanyak 10 ton dengan harga masing-masing Rp35.000 per kg dan Rp30.000 per kg.

"Operasi Pasar ini merupakan bentuk nyata tugas negara dalam menyediakan kebutuhana pangan masyarakat dengan harga terjangkau dan stabil," kata Mentan Syahrul usai membuka operasi pasar di Pasar Gede Solo, Kamis (13/2/2020).

Ketika terjadi kenaikan harga pangan tidak wajar, negara turun cepat bersinergi dengan pemerintah daerah, polisi dan TNI untuk menyelesaikan, bahkan tidak main-main untuk menindak tegas oknum yang mempermainkan pangan. Kementan terus melakukan langkah kongkret menstabilkan harga bawang putih dan cabai di seluruh daerah. Beberapa hari lalu dilakukan juga operasi pasar di 22 pasar DKI Jakarta.
"Tugas negara hanya satu yakni mengurusi rakyat, bagaimana negara ini makin aman terpenuhi kebutuhannya, salah satunya soal pangan," katanya.

Operasi Pasar sebagai bentuk peran negara menyediakan pangan dengan harga normal. "Ini perintah Bapak Presiden Jokowi, jika ada masalah langsung turun menyatu dengan pemerintah daerah, kekuatan negara dan stakeholder," katanya.

Kenaikan harga bawang putih saat ini hingga mencapai Rp80.000 per kg bukan disebabkan kekurangan stok karena pada faktanya stok dalam negeri mencukupi. Namun diakibatkan karena faktor psikologis dari masifnya pemberitaan virus corona. Sehingga besar kemungkinan terjadi penahanan stok ke pasar oleh distributor.

"Mau ada dan tidak virus corona, stok bawang putih kita tetap aman. Stok saat ini ada 84.000 ton sampai 120.000 ton. Jadi kenapa terlalu panik. Mungkin panik karena distrubutornya kasih keluar sedikit-sedikit agar harga makin mahal. Kalau begitu, itulah gunanya negara hadir, kalau ada yang timbun tangkap saja," ujarnya.

Mentan telah memerintahkan Dirjen Hortikultura, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan agar dua bulan ini fokus mengurus bawang putih dan cabai. "Saya mau harganya normal. Kepala dinas, Bulog dan Bank mari kita bersama-sama bantu rakyat," kata Syahrul. Oleh karena itu, Syahrul mengajak pemerintah daerah, TNI, Polri, perbankan dan asosiasi petani untuk turun tangan bersama menjamin kelancaran ketersediaan pangan.

Dalam meningkatkan produksi, Kementerian Pertanian siap membantu petani dan pelaku usaha dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 6%. "Asosiasi, pedagang dan Bulog mari kita sama-sama turun. Pak wali kota juga kita turun, mau KUR berapa saya siapkan. Dengan KUR kita juga bisa bangun jembatan atau penampung hasil produksi petani agar ke depan stok pangan kita aman, harga tidak lagi dimainkan," ujarnya.

Lebih lanjut Syahrul menegaskan, stok bawang putih pada Februari hingga ke depannya aman. Sebab di akhir Februari hingga Maret terjadi panen raya yang menghasilkan bawang putih sebanyak 50.000 ton. Bahkan Kementan pun menjamin 10 pangan pokok lainnya. "Kalau begitu sampai dua hingga tiga bulan ke depan aman, tidak masalah. Mudah-mudahan juga virus corona selesai. Kalaupun virus corona terus terjadi di China, kita sudah hitung tidak hanya mengambil dari tempat virus, kita bisa datangkan dari India dan Amerika. Jadi mengurus rakyat itu harus total," katanya.

Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengapresiasi upaya nyata Kementan dalam menstabilkan harga bawang putih dan cabai dengan melakukan Operasi Pasar. Ia pun sepakat dengan Mentan bahwa kenaikan harga bawang putih saat ini bukan disebabkan kekurangan stok, tapi adanya berita hoaks terkait virus corona. "Untuk bawang putih, Solo raya itu umumnya konsumen, tidak ada produsen. Stok bawang putih sebenarnya masih cukup, namun kenaikan harga saat ini karena adanya berita hoaks yaitu virus corona," kata Purnomo.

Kemudian terkait cabai, Purnomo menyebutkan produksi petani sebenarnya masih cukup, sehingga kenaikan harga saat ini disebabkan karena rantai pasok dari petani ke pengepul lalu ke pasar yang cukup panjang. "Jadi untuk antisipasi gejolak harga, kami usulkan agar di Kota Surakarta dibangun Dolog sebagai penampung hasil panen petani. Ke depan stok dan harga aman, petani, konsumen dan pegadang sama-sama diuntungkan," katanya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menuturkan, Kementan konsisten melakukan stabilisasi harga pangan. Sejak 30 Januari sampai sekarang, Kementan telah menggelar Operasi Pasar di DKI Jakarta, Sumatera Barat dan kali ini di Solo.

"Bawang putih Operasi Pasar kali ini 12 ton bisa penuhi pasar hingga 5 hari. Cabai rawit merah dan cabai besar 10 ton. Operasi Pasar ini sebenarnya tidak hanya mencukupi kebutuhan di Solo, tapi juga sampai ke Yogyakarta. Yang diinginkan dari Operasi Pasar ini adalah harga terus menurun hingga stabil," ucapnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4057 seconds (0.1#10.140)