Petani Jagung Karanganyar Pantau Kondisi Tanah dengan Smartfarming

Kamis, 13 Februari 2020 - 10:00 WIB
Petani Jagung Karanganyar Pantau Kondisi Tanah dengan Smartfarming
Sarasehan petani bersama BNI dan para pemangku kepentingan dalam program Smartfarming 2020 di Lapangan Sekandang, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Rabu (12/2/2020) sore. Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
KARANGANYAR - Jejak BNI sebagai salah satu bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor produktif, khususnya pertanian, semakin ditegaskan melalui program Smartfarming 2020. Kali ini, BNI membawa teknologi pertanian terbaru ke Kabupaten Karanganyar sebagai rangkaian Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 (GMP 4.0).

Untuk Jawa Tengah, GMP 4.0 diluncurkan pertama kali BNI di Karanganyar, bersama PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) Kementerian Pertanian , Kementerian Komunikasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan provider teknologi pertanian. Peluncuran dilakukan di Lapangan Sekandang, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Rabu (12/2/2020) sore.

"Sebelumnya, teknologi serupa telah diterapkan di lima kota yaitu Garut, Pasaman Barat, Sukabumi, Situbondo, dan Dair," kata Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Jaringan BNI, Tambok P Setyawati, Rabu (12/2/2020) sore.

Teknologi yang dibawa adalah teknologi smartfarming 4.0 berbasis Internet Of Things (IOT) bernama RITX Bertani. Teknologi smartfarming ini merupakan pengembangan dari teknologi informasi dalam mengoptimalkan potensi pertanian. Alat RITX Bertani ini dipersembahkan BNI melalui program CSR nya, khusus demi pengembangan kualitas pertanian. Alat RITX Bertani bekerja sebagai Sensor Tanah dan Cuaca yang dapat memantau kondisi lahan secara realtime. Sehingga data pertanian dapat lebih terukur dan presisi di sektor produksinya.

Petani akan mendapatkan rekomendasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada lahan dan tanaman. Terintegrasi dengan aplikasi berbasis Android bernama RiTx Bertani, peringatan dini akan diterima petani jika terjadi anomali pada lahan mereka. Dengan aplikasi yang dapat dimonitor dari aplikasi telepon seluler, petani dapat memantau kondisi cuaca, air, dan kondisi tanah. Dengan teknologi tersebut petani dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk hingga 30% dan meningkatkan produktivitas hingga 25%.

Kabupaten Karanganyar dilihat dari kondisi alamnya memiliki keunggulan dimana sumber daya yang ada sangat menunjang khususnya pertanian. Memiliki lahan produktif dari dataran rendah hingga tinggi, sejatinya banyak komoditas unggulan dari Kabupaten yang memiliki sebutan Bumi Intanpari yang berada di kaki lereng Gunung Lawu ini, salah satunya adalah jagung. Untuk itu, GMP 4.0 yang dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar ditujukan pada pengembangan komoditas utamanya yaitu jagung.

Dengan memanfaatkan teknologi dari RITX berupa sensor dan mesin roasting berbasis AI (Artificial Intelligence) dan IOT (Internet of Things), pendekatan akan memberikan dampak yang nyata bagi petani jagung mengingat lokasi tanam yang luas, berbukit, dan keterjangkauan pada akses jalan yang sulit.
Tanaman jagung sendiri memiliki nilai manfaat yang tinggi, mulai dari pucuk bawah hingga atasnya. Selain diambil bonggol jagung untuk dikering-pipilkan lalu dijual, daun dan batangnya pun digunakan oleh masyarakat sebagai tambahan pakan ternak sapi.

Salah satu usaha rumahan yang umum dijalankan oleh masyarakat Karanganyar. Ketelatenan para petani setempat dalam memanfaatkan lahan di pegunungan dan perbukitan, telah mengubah ladang jagung menjadi bernilai ekonomis. Dengan didukung juga oleh kadar air, kelembaban, dan tingkat kesuburan tanahnya, pertanian jagung menjadi sumber pendapatan sepanjang musim.

Dalam kesempatan itu, BNI dan para pemangku kepentingan menggelar Sarasehan Petani. Ini merupakan ajang diskusi yang memungkinkan para petani mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai peningkatan produksi pertaniannya melalui mekanisme pertanian presisi. Saresehan ini juga menjadi sarana untuk membagi info terkait kemudahan akses pembiayaan perbankan dalam hal ini pembiayaan KUR dari BNI.

Peranan BNI memang untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi smartfarming RiTx selama proses budidaya. Pada musim panen, hasil produksi petani akan diserap oleh offtaker mitra BNI. Ke depan, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas. Langkah-langkah itu diharapkan akan mengurangi kendala yang dihadapi petani jagung dalam hal fluktuasi harga.

Dalam acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa RITx Soil & Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara realtime dan memprediksi cuaca yang presisi, sehingga petani dapat mengoptimalisasi produksi komoditasnya. Pemberian CSR kepada kelompok tani ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor produksi serta menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1117 seconds (0.1#10.140)