BNN Jateng Keluhkan Bank yang Tak Kooperatif Berantas Narkoba

Selasa, 11 Februari 2020 - 07:27 WIB
BNN Jateng Keluhkan Bank yang Tak Kooperatif Berantas Narkoba
BNN Jateng menangkap Iqbal alias Juanda Bintaro, terduga pelaku TPPU hasil kejahatan narkoba. FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
SEMARANG - Pemberantasan kasus peredaran narkotika bukan perkara mudah karena sindikat pelaku memiliki beragam cara untuk mengecoh petugas. Mereka pun berhasil memalsukan kartu identitas untuk membuka rekening bank, agar hasil kejahatan tak mudah terendus.

Kepala BNNP Jateng, Brigjen Pol Benny Gunawan, mengaku sempat kesulitan mengakses data perbankan milik terduga pelaku tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil kejahatan narkoba. Padahal, data tersebut sangat dibutuhkan sebagai alat bukti untuk menjerat pelaku.

Dalam pengungkapan kasus tersebut petugas menangkap Iqbal alias Juanda Bintaro (27). Pria kelahiran Bandung Jawa Barat ini beralamat di Perum Enhaka Residence Blok D Nomor 31 RT 4/18 Kelurahan Godog, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.(Baca Juga: Jalan Panjang BNN Jateng Kejar Pelaku Pencucian Uang)

"Mengingat semakin canggihnya pola dan modus operandi yang dilakukan oleh sindikat jaringan narkotika, diharapkan pihak pengelola jasa keuangan (perbankan) semakin kooperatif dan memberikan akses yang luas kepada BNN untuk memperoleh data dan informasi transaksi keuangan jaringan sindikat narkotika yang dibutuhkan," kata Benny, kepada awak media, Senin (10/2/2020).

"Pengalaman selama ini, pihak perbankan, terutama BCA, masih susah dan berbeli-belit dalam memberikan data dan informasi transaksi keuangan yang dibutuhkan. Sementara bank yang cepat memberikan informasi data yang dibutuhkan penyidik adalah BRI sehingga kasus ini dapat terungkap dengan baik," katanya.

Menurutnya, petugas harus menunggu hingga tiga hari untuk mendapatkan akses data keuangan pelaku. Prosedur yang dinilai berbelit-belit akan menghambat proses penyelidikan untuk memberantas peredaran narkoba.

"Ada beberapa bank yang bisa memberikan akses cepat, ada beberapa bank juga yang tidak bisa respons karena dengan alasan-alasan tertentu harus ke pusat dan sebagainya. Sementara kita perlu kecepatan, karena kalau tidak cepat akhirnya kita kesulitan untuk menahan seseorang," katanya.

"Ketika seseorang ini kita persangkakan tidak dengan data yang akurat, bisa kita lepas karena keterlambatan data yang kita terima. Oleh karena itu saya berharap tolonglah kita ada sinergi yang baik di antara kita dengan yang lainnya," kata jenderal bintang satu itu.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3094 seconds (0.1#10.140)